Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Pawiyatan Pranatacara di Kalurahan Tamantirto Bersama Angger Sukisno [Edisi Hari Pertama]

EDISI DI BALIK LAYAR PAWIYATAN.  13 Mei 2022. Pukul 13.00 WIB. Mas Wahyu mengirimkan undangan di grup WA Karang Taruna Kalurahan Tamantirto. Undangan pelaksanaan pawiyatan pranatacara di Rintisan Desa Budaya dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul. Kuota 23 orang. Undangan ekslusif karena baru pertama kalinya di share di grup WA. Mas Wahyu mengutamakan anggota karang taruna terlebih dahulu.  "Mas wahyu, boleh cowok cewek kan Mas? Melihat tahun lalu sepertinya cowok semua." Tak lupa kusisipi emot ketawa di grup karang taruna. "Malah nek cewek diutamakan banget Mbak Tya. Aku yo sepet e weruh lanang kabeh pesertane. Paribasan ngombe jamu pahir ra dinei beras kencur." Jawab Mas Wahyu. Aku ngakak guling-guling. Selera humor Mas Wahyu tidak berubah dari yang dulunya menjadi anggota karang taruna hingga menjadi staf di kalurahan. Aku menuliskan namaku pertama kali di grup WA. Entah bisa atau enggak jadwal pelatihannya yang penting booking nomor xixi. Melihat peserta tahun l

Naskah Resensi

                Entah apa yang merasukiku sehingga aku tertarik untuk gabung OTM (ODOP Tembus Media). Sudah dua bulan ini aku mengerjakan tugas dari pj (penanggungjawab) dari OTM. Oke, aku jelaskan sedikit mengenai OTM ini. OTM ini adalah sebuah wadah untuk anggota ODOP (One Day One Post) untuk menyalurkan minat dan bakatnya lewat tulisan yang dikirim ke media. Media offline maupun online.             Tentu saja di grup OTM ini ada aturan mainnya. Nah apa saja aturan mainnya agar kita tetap bertahan di tengah gempuran kesibukan agar tidak terdepak dari grup ini? 1.      Materi dan tugas diberikan dua kalu sebulan, yaitu setiap tanggal 1 dan tanggal 12. 2.      Mengerjakan tugas maksimal tanggal 25 di tiap bulannya. 3.      Wajib mengerjakan tugas, tak peduli dimuat atau tidak dimuat di media sasaran. 4.      Wajib laporan tugas di link google form yang telah disediakan. 5.      Akan ada eliminasi peserta yang tidak mengerjakan kedua tugas. 6.      Syarat lolos di bulan selanjutnya adal

Etilen Glikol

  Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan peristiwa ratusan anak-anak yang meninggal karena gagal ginjal akut di berbagai provinsi. Disinyalir peristiwa ini disebabkan oleh etilen glikol yang terdapat pada obat sirup anak-anak. Banyak orang Indonesia heboh dengan adanya peristiwa ini. Terutama para orangtua yang memiliki anak-anak apalagi saat anaknya sakit. Pastinya mayoritas anak-anak lebih memilih obat sirup dibandingkan dengan obat tablet. Obat sirup lebih mudah ditelan dibandingkan obat berbentuk tablet. Kejadian luar biasa ini mengingatkanku pada kenangan belasan tahun silam. Anak-anak seringkali mengalami salesma. Frekuensi anak-anak terkena salesma bisa 12 kali per tahun alias satu bulan sekali. Wah ternyata banyak juga ya. Dan ternyata itu jumlah yang normal. Pantas saja setiap bulannya aku selalu presensi ke klinik karena salesma. Saking seringnya catatan rekam medisku juga kerap diganti. Hmmm. Pada usia delapan tahunan, dr. Yos meresepkan obat berbentuk tablet

Senam Hari Ahad

Hari Sabtu kemarin tanggal 22 Oktober 2022 langit Yogyakarta lumayan cerah. Setelah lima harian hujan akhirnya cuaca ini sangat dinanti-nanti olehku. Lima hari juga cucianku belum kering. Tergantung selama lima harian juga di dalam rumah. Kelembaban yang tinggi saat musim hujan juga turut mendukung cucian untuk tak kunjung kering juga. Ketika pagi harinya kulihat awannya cerah. Langsung aku menjemur bajuku di halaman belakang rumah sebelum aku berangkat magang menjadi SEO content writer. Benar saja. Seharian itu cuaca cerah. Tidak sia-sia aku mengeluarkan cucianku. Usai hari Sabtu terbitlah Hari Ahad. Sepertinya badanku sudah pegal-pegal karena mager olahraga. Tiap hari Ahad ternyata hujan. Atau aku yang males saja bangkit dari kamar tidur. Okelah besok Ahad kalau cuaca cerah aku mau olahraga. Sumber: pinterest Sore harinya aku dikasih tiket oleh pakdhe. Tiket senam di Lapangan Tamantirto. Hmmm kebetulan yang aku inginkan. Padahal rencananya aku mau jogging di Ahad pagi. Tertulis d

Mantel Hujan

Sore kemarin, rintik hujan menghujani Yogyakarta dan sekitarnya. Langit mendungnya rata. Walaupun tidak terlalu deras cukup untuk terapi pijat tangan. Aku pulang dari tempat magang pukul setengah lima sore. Dengan kondisi yang seperti ini pasti aku tidak berani melajukan sepeda motorku kencang-kencang. Mataku yang minus dua agak kesusahan melihat kondisi depan motor. Helm yang aku pakai selalu aku tutup agar rintik hujan tidak kena kacamataku. Apabila kena kacamataku pasti pemandangan aku lebih blur lagi karena kacamataku bukan tipe yang waterproof. Pemandangan yang buram ditambah silaunya lampu-lampu kendaraan di depan semakin membuyarkan pemandangan mataku. Belum kalau ada uap air dari hasil sisa proses pernapasan. Semakin blur lagi. Oke, aku harus pelan-pelan dan sabar di jalanan. Sumber: pinterest Pukul 17.26 WIB aku baru sampai rumah dengan selamat. Alhamdulillah. Udah lolos berbagai ujian di jalanan. Mana kalau hujan kendaraan di jalan nampaknya lebih banyak volumenya daripad

Salah Satu Impianku

Salah satu impianku adalah menjadi pembicara kesana kemari. Mimpi udah lama aku pupuk di dalam otak dan hati. Sekitar sepuluh tahun yang lalu aku mulai memupuk mimpi ini. Mimpi ini bukan tanpa alasan. Beberapa tahun yang lalu aku sering melihat mas sepupuku kesana kemari menjadi pembicara. Entah menjadi khatib Jumat, penceramah di Bulan Ramadhan di berbagai masjid, dan menjadi pemateri mengenai wayang hingga keluar kota. Aku juga pengen seperti masku. Pikirku saat itu. Mas sepupu ini tulisannya juga sering tampil di media. Jaka lodhang misalnya. Beliau santun, wajahnya cerah khas orang-orang yang sering menunaikan sholat di sepertiga malam. Karena karier yang cukup cemerlang dan terkenal menjadi pembicara, dulu Ibukku menyuruhku untuk mengambil jurusan yang sama dengan beliau. Sastra Jawa. Tentu saja aku tidak mau. Sekarang, masku sedang menempuh pendidikan doktoralnya. Hmm sulit untuk ditiru. Walaupun aku tahu aku bukan orang yang suka banyak bicara alias hemat bicara. Entah ken

Seni Menggantung Mantel Hujan

Dulu setiap aku mau berangkat sekolah, aku selalu berjalan ke teras depan rumah. Rumahku menghadap ke timur. Aku selalu melihat langit di sisi utara timur. Karena sekolahku berada di sebelah utara timur. Sekitar 8kman dari rumah. Sekolahku berada di Kota Yogyakarta. Apabila sudah mendung aku selalu menyiapkan mantel hujan di jepitan motor yang berada di antara stang dan tempat duduk. Sepatu sekolah dan kaos kakinya udah dimasukkan ke jok motor. Tinggal pakai sandal berangkat sekolahnya. 90% probabilitas hujan dengan melihat kondisi langit sukses. Hal ini selalu dikatakan oleh bapak berulang kali. Langit sisi utara timur mendung gelap sekali berarti mau hujan. Karena aku orangnya selalu melihat pola kejadian yang sama dan berulang kali alias niteni, maka trik ini kugunakan hingga sekarang. Sudah empat belas hari aku tidak nulis di blog wkwk. Hari ini aku mulai menulis lagi. Selain untuk memenuhi target postingan tiap bulannya, tidak lain karena untuk melatih kemampuan jari dan otak da

Helm Honda

Senin, 03 Oktober 2022 Hujan mengguyur wilayah Jogja dengan deras. Langit berwarna abu-abu pekat merata di berbagai wilayah. Udara sejuk membuatku enggan beranjak dari tempat tidur. Ku buka jendela sedikit untuk membiarkan udara sejuk masuk menguasai kamarku. Derasnya hujan yang turun mendamaikan siapa saja yang mendengarnya. Apakah rasa tenang dan damai memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi air hujan? Entahlah aku juga tidak tahu. Begitu jarum jam mendekati pukul tujuh pagi aku segera beranjak dari kasur. Segera mencari handuk di ruang belakang dan mandi secepat kilat walaupun airnya tidak terlalu dingin. Hujan masih mengguyur dengan deras. Aku kemudian merapikan kamarku sesempatnya. Lalu memberi makan tiga ikan emasku yang mulai gemoy. Dua lainnya sudah mati. Entah karena turbiditas melampaui standar atau malah kalah dengan rekan sesama ikan dalam aquarium. Tiga ikan emasku sudah mampu bertahan sejauh ini. Setelah ganti baju dan makan aku mulai berangkat menggunakan jas