Langsung ke konten utama

Pawiyatan Pranatacara di Kalurahan Tamantirto Bersama Angger Sukisno [Edisi Hari Pertama]

EDISI DI BALIK LAYAR PAWIYATAN. 

13 Mei 2022. Pukul 13.00 WIB.

Mas Wahyu mengirimkan undangan di grup WA Karang Taruna Kalurahan Tamantirto. Undangan pelaksanaan pawiyatan pranatacara di Rintisan Desa Budaya dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul. Kuota 23 orang. Undangan ekslusif karena baru pertama kalinya di share di grup WA. Mas Wahyu mengutamakan anggota karang taruna terlebih dahulu. 

"Mas wahyu, boleh cowok cewek kan Mas? Melihat tahun lalu sepertinya cowok semua." Tak lupa kusisipi emot ketawa di grup karang taruna.

"Malah nek cewek diutamakan banget Mbak Tya. Aku yo sepet e weruh lanang kabeh pesertane. Paribasan ngombe jamu pahir ra dinei beras kencur." Jawab Mas Wahyu.

Aku ngakak guling-guling. Selera humor Mas Wahyu tidak berubah dari yang dulunya menjadi anggota karang taruna hingga menjadi staf di kalurahan.

Aku menuliskan namaku pertama kali di grup WA. Entah bisa atau enggak jadwal pelatihannya yang penting booking nomor xixi. Melihat peserta tahun lalu yang pesertanya cowok semua, prediksiku ya yang cewek cuma sedikit. Ah nggakpapa. Waktu sekolah dulu dan badminton sudah terlatih dengan teman-teman yang mayoritasnya cowok dan bapak-bapak.

Perserta terkumpul 23 orang. Sesuai dengan kuota yang ada. Enam dari karang taruna. Sisanya dari grup budaya di Tamantirto. Yeahhh. 

10 Juni 2022

Semua peserta dimasukkan ke grup WA yang bernama Pawiyatan MC TT 2022. TT yang berarti singkatan dari Tamantirto. Semua peserta disini berkomunikasi dengan bahasa krama Inggil. Sedikit banyak ku tahu. Sisanya menebak-nebak artinya. Gubrakkk. Karena kosa kata yang dipakai tidak lazim dipakai saat percakapan. Atau malah akunya saja yang tidak tauuu. Dasarrr Tyaaa!


Sugeng Sonten sedherek calon Peserta Pawiyatan Pranatacara Kalurahan Tamantirto Tahun 2022. Menika nembe mawon onten kabar saking Dinas Budaya gayut kaliyan babagan pengukutan pakaian pawiyatan. Kagem wekdal kalih tanggal sementara menika saking dinas. Rencana ten dinas niki nembe sami nego kelonggaran wekdal. Mangkih umpami onten informasi enggal kulo share ten grup njih

 Oke masih bisa nerjemahin semua chat dari Mas Wahyu. Masih amaan.

 

Kagem jadwal pawiyatan. Dumugi sakniki Dinas Budhaya Bantul dereng paring pirsa jadwal pasti pawiyatan amargi tasih nenggo ketok palu saking badan anggaran. Ingkang baken renteng wekdal antawis pertengahan Juni-pertengahan Juli. Surasi: 10x pertemuan. Minggu libur. Wanci pawiyatan: 15.30-20.00 WIB. Untuk ukur seragam sedoyo peserta, kulo mboten ndherek ukur amargi sanes peserta.


Sekarang tiga kosa kata masih menebak-nebak. Di grup mengisi list antara hari Sabtu dan Senin untuk ukur baju di kalurahan. Ternyata hari Sabtu masih unggul dibanding hari Senin. 

11 Juni 2022.

Semua peserta pawiyatan pranatacara ukur baju di aula kalurahan lantai satu. Ada 2 penjahit yang mengukur disitu. Semuanya bapak-bapak. Rada kaget. Karena aku belum pernah ukur baju di penjahit pria. Hadehhh. 

"Mau dilonggarin nggak Mbak bajunya?"

"Iya Pak dilonggarin aja."

"Dipanjangin nggak Mbak bajunya?"

"Iya Pak."

"Segini?"

"Iya pak boleh." Jawabku.

Mungkin bapaknya tahu aku pakai kerudung jadi agak dilonggarin bajunya. Aaaakk terimakasih Pak.

Kemudian ukur selop. Mana selopnya kekecilan buatku.

"Mbak dimasukin lagi kakinya." Bapaknya mungkin agak nggak percaya ukuran kakiku ternyata lebih dari 37.

"Udah mentok ini Pak. Pakai ukuran di atasnya aja Pak"

"Berapa Mbak?"

"40 Pak"

Kakiku kegedhean apa yak. Suka heran sama temen-temenku yang pakai sepatu ukuran 36,37. Sepatuku ukuran 40 weyyy. Ukur baju kini telah usai.


06 Juli 2022

Mas Wahyu menambahkan Pak Aris Fikri ke dalam grup pawiyatan. Pak Aris memberikan info di grup. Aku deg-degan karena beberapa tidak tahu artinya wkwk. 

Salam budaya

Sugeng enjang bapak ibu kaluwarga ageng panderek pawiyatan panatacara. Dherek wanuh kula aris loroblonyo. Ingkang pikantuk mandat saking DPD PPY Kab Bantul minangka moderator pawiyatan panatacara wonten Kalurahan Tamantirto. Matur agunging panuwun kagem mas ngademin group, ingkang sampun kersa nampi sowan kula lumantar ratmaya udyana (WhatsApp). Matur nuwun.

Mugi wonten keparengipun mas ngademin @Mas Wahyu kapan-kapan kula tak sowan wonten Kalurahan Tamantirto kagem cek lokasi, minangka palapuran wonten DPD PPY Kab Bantul. Matur nuwun.



Kemudian Pak Aris mengirim jadwal narasumber pawiyatan pranatacara Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul tahun 2022 di enam rintisan desa Budaya. Enam rintisan desa budaya tersebut adalah Wukirsari, Baturetno, Jatimulto, Guwosari, Timbulharjo, Tamantirto, dan Gadingsari. Ada sekitar empat belas narasumber yaitu

1. Angger Sukisna, S.Pd

2. Faizal Noor Singgih, S.TP

3. Sri Haryanti, M.Sn

4. Haryanto

5. Priyanto

6.Yulianto

7. Prof Suwarno

8. Dr. Arif Bintoro Johan

9. Wintala

10. Ndarus Asmara

11. Kuswandi

12. Maria Kadarsih

13. Jack Haryanto

14. Ahmad Efendy

15. Suryanto

16. Sumadi

17. Ardi Radiyanti

18. Herjoko Taufiq Bukhori

Dari delapan belas narasumber, hanya satu narasumber yang pernah aku temui. Yaitu Prof Suwarno di Ros In Hotel pada bulan Maret lalu. 

15 Juli 2022.

Sore itu ketika baru sampai rumah. Ada salah satu chat whatsapp dari Mbak Nisa. 

"Mau ambil seragam kapan Mbak?"

"Sekarang Mbak" Balasku.

Mumpung belum ganti baju akhirnya aku langsung menyalakan motor menuju kalurahan. Peserta nomor satu yang mengambil seragam. Plastik warna ungu ditulis sesuai nama pemilik seragamnya. Setya. Akhirnya ketemu setelah bongkar tiga plastik kresek.

Ada baju lurik yang berwarna abu-abu, hitam, dan merah. Jarik, kerudung merah marun, selop dengan tinggi 5cm, dan bros. Tidak lama kemudian beberapa peserta saling berdatangan.


16 Juli 2022.

Pukul 15.00 WIB. 

Dua artikel dengan panjang masing-masing 500 kata sudah selesai terbit di blog pribadiku. Tinggal summit di dua link google form. Artinya aku harus mengisi empat link. Dua link tidak ada halangan yang berarti. Tinggal dua lagi. Mendekati jam-jam kritis terjadi error. Tinggal upload gambar saja gagal terus. Aku panik. Detik jam mendekati pukul setengah empat. Aku menghela napas panjang.

"Jarikku belum di wiruuuu."

Arggghhhh.

Mana belum mandi juga. 

Emailnya dihapusin mbak. Ukuran gambarnya terlalu gedhe. Semua cara telah kucoba. Namun hasilnya nihil. 64kB ukuran gambar udah ku kompres jadi 11kB. Nggak bisa jugaaa. Aku harus memilih antara berangkat ke kalurahan atau nyelesaiin ngisi google form ini. Kupustkan untuk mandi. Barangkali ide-ide kreatif bermunculan sehabis mandi. 

"Mbak Nisaaa, bantuin aku wiru jarik."

"Okay kutunggu di kalurahan Mbak."

Asekkk. Wiru jarik clear. 

Langsung gas ke kalurahan.

"Ya ampun Mbak kutunggu dari tadi." Protes Mbak Rizka.

"Maaf ya Mbak tadi baru ada kerjaan."

Kulihat Fadhil baru pakai jarik juga di basecampnya Mas Slamet dan Mas Hebbi yaitu di belakang gedung kalurahan. Tempat untuk membuat minuman dan gudang. Dengan meminjam ruangannya Mas David di kalurahan akhirnya aku bisa ganti rok hitamku dengan jarik. Tentu saja dengan bantuan Mbak Nisa dan Mbak Rizka. Hufttt. Wiru jarikku terselamatkan. 

 




Komentar

  1. Nguri uri budhaya Jawa. Sae menika, Mbak Tya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggih paklik wakhid. Maturnuwun sampun blogwalking wonten blog e Tya:)

      Hapus
  2. Ya Allah bahasanya bikin pusing. Wkwkwk. Walau pernah beberapa tahun tinggal di Jogja dan Solo yang kalo upacara pernikahannya ada bahasa yang semacam itu, tetep aja ga paham-paham artinya.

    BalasHapus
  3. Sampai Googling dong nyari apa itu pawiyatan pranatacara. Keren Kak Setya, aktif di acara-acara kearifan lokal. Good luck ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh iya belum dijelaskan di cerita arti pawiyatan pratanacara yg dalam Bahasa Indonesianya itu pelatihan MC bahasa jawa. Aamiin terimakasih kak yonal

      Hapus
  4. Aku ikutan panik juga bacanya. Seru sekali ya di balik pertemuan akan selalu ada keriweuhan yang macam-macam begini nih. Hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga ikutan panik kak wkkw, iya seruu bangett ehehe

      Hapus
  5. wah sudah lama banget nggak denger bahasa kromo inggil begini. Bagus nih acaranya, ngur uri budaya jawa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kayak bahasa asing padahal bahasa ibu sendiri huhu, bagus banget dari Dinas Kebudayaan Bantul mbak ehehe

      Hapus
  6. Wah, keren banget ini ada pelatihan pranatacara. Aku tiap lihat pranatacara, berasa lagi lihat orang hebat. Soalnya bahasa jawanya kayak tinggi banget dan suka enggak ngerti artinya. Maklum, meski aku jawa tulen, tapi enggak bisa krama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener kak fela, soalnya kata-katanya jarang dipakai saat percakapan sehari-hari wkwk

      Hapus
  7. Wah... Lulus pelatihan ini bisa praktik besok ya... Hubungi Tya ah kalau butuh MC basa jawa 😃

    BalasHapus
  8. Asiik banget nih kegiatannya, btw meskipun saya orang Madura, ALhamdulillah masih mengerti bahasa jawa dari percakapan di whatsapp itu. Bahagianya bisa paham, dan ada lucu-lucunya di percakapan itu. Jadi ga boreing grup WA nya.
    Kegiatan seperti itu bagus, apalagi melibatkan karnag taruna yang notabene adalah pemuda. Jadi pilihan tepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. belajarnya berarti cepet banget hihi, dari bahasa Madura ke bahasa Jawa. Amazing ehehhe

      Hapus
  9. Duh, jadi belajar banget soal kearifan lokal melalui postingan ini, Pak. Disampaikan dengan narasi fiksi yang bikin betah baca sampai akhir.

    BalasHapus
  10. Saya roaming hehe....tapi kegiatannya bagus yaa...dan dikemas dalam cerita jadi ngalir begitu saja...kereen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus banget mba hihi, terimakasih sudah mampir mba heni :D

      Hapus

Posting Komentar