Langsung ke konten utama

Etilen Glikol

 


Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan peristiwa ratusan anak-anak yang meninggal karena gagal ginjal akut di berbagai provinsi. Disinyalir peristiwa ini disebabkan oleh etilen glikol yang terdapat pada obat sirup anak-anak. Banyak orang Indonesia heboh dengan adanya peristiwa ini. Terutama para orangtua yang memiliki anak-anak apalagi saat anaknya sakit. Pastinya mayoritas anak-anak lebih memilih obat sirup dibandingkan dengan obat tablet. Obat sirup lebih mudah ditelan dibandingkan obat berbentuk tablet.


Kejadian luar biasa ini mengingatkanku pada kenangan belasan tahun silam. Anak-anak seringkali mengalami salesma. Frekuensi anak-anak terkena salesma bisa 12 kali per tahun alias satu bulan sekali. Wah ternyata banyak juga ya. Dan ternyata itu jumlah yang normal. Pantas saja setiap bulannya aku selalu presensi ke klinik karena salesma. Saking seringnya catatan rekam medisku juga kerap diganti. Hmmm.


Pada usia delapan tahunan, dr. Yos meresepkan obat berbentuk tablet. Bukan obat sirup lagi.


“Bisa kan minum obat tablet?”


Aku hanya menjawabnya dengan mengangguk saja.


Nah, kini aku mulai mencari tahu senyawa yang bernama etilen glikol. Senyawa-senyawa ini pasti sudah tidak asing lagi bagi para siswa SMA yang ikut pelajaran kimia.






Mendengar namanya saja pasti kita sudah tahu. Oh ada ol nya. Pastinya senyawa ini termasuk senyawa turunan alkohol. Pelajaran kimia organik semasa masa putih abu-abu memang menyebalkan. Belajar tentang turunan senyawa alkana yaitu alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, dan ester. Menghafal gugus fungsi, cara penamaannya, dan lain-lain yang membuat pening kepala. Apalagi kalau disuruh mencari isomer. Aku paling sebel kalau mencari isomer. Mesti kurang sekian senyawa kalau disuruh mencari isomer serta pernamannya. Apalagi kalau penamannya IUPAC dan trivial. Haduh hahaa. Ternyata pelajaran yang menyebalkan itu berguna di masa depan seperti kasus yang banyak merebak ini.


Mengenai etilen glikol (C2H6O2). Senyawa turunan alkohol ini memiliki nama IUPAC 1,2-etanadiol. IUPAC adalah singkatan dari International Union for Pure and Applied Chemistry. IUPAC adalah suatu organisasi non pemerintah yang didirikan pada tahun 1919 dan ditujukan untuk pengembangan kimia. Anggota-anggotanya terdiri dari masyarakat kimia nasional dari berbagai negara di dunia (wikipedia).


Etilen glikol ini juga memiliki nama yang lain berupa glikol, etilen alkohol, hypodicarbonus acid, dan monoetilena glikol. Wah banyak juga nama lainnya.


Kandungan etilen glikol yang melebihi batas yang dianjurkan disinyalir menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak-anak. Dalam kadar tinggi, etilen glikol sangat beracun bagi manusia.


Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menjelaskan EG tidak digunakan dalam formulasi obat. Namun, sebagai bentuk kontaminan pada bahan tambahan sirup dengan batas tertentu, zat ini tidak akan menimbulkan efek merugikan (detik.com).



"Senyawa etilen glikol dan dietilen glikol tidak digunakan dalam formulasi obat, namun dimungkinkan keberadaannya dalam bentuk kontaminan pada bahan tambahan sediaan sirup dengan nilai toleransi 0,1 persen pada gliserin dan propilen glikol, serta 0,25 persen pada polietilen glikol (Farmakope Indonesia, US Pharmacopeia) (detik.com)


Ternyata etilen glikol tidak digunakan dalam formulasi. Etilen glikol ada karena dalam bentuk kontaminan pada bahan tambahan. Sebagai kontaminan saja memiliki efek yang mengerikan. Kalau sebagai bahan utama bagaimana efeknya? Pasti lebih mengerikan.


Sore kemarin aku membeli parasetamol di sebuah apotek di dekat rumah.


“Yang kaplet ya Mbak, bukan yang sirup.”


Biasanya yang jaga apotek tidak menanyakan hal tersebut.


“Iya mas, yang kaplet saja.” Jawabku.


 


Bantul, 25 Oktober 2022


05:48 WIB


 

Komentar