Sekitar semingguan yang lalu aku melewati jalan kampung samping rumah. Jalan yang selalu aku gunakan tiap pagi dan sore. Aku memilih jalan itu karena jalannya dekat dengan rumah dan lumayan lebar dibandingkan dengan dua jalan lainnya di kampungku. Tidak kusengaja mataku menatap arah barat. Biasanya mataku menatap lurus jalanan. Jarang-jarang mataku melihat ke samping kanan ataupun kiri karena fokus. Sore itu, sepulang aku dari kantor. Aku melihat sisi barat jalanan kampung. Mataku menatap objek sore itu. Mas Rahmat sedang jongkok. Pandangannya ke arah utara. Tatapan kosong. Suasana hatiku langsung tidak enak begitu aku melihat pandangan tersebut. Dalam hatiku bertanya, apakah Mas Rahmat akan 'pergi'? Begitu aku sadar dengan pertanyaan dari dalam diriku, langsung ku tepis keras-keras. Tidak boleh berpikiran begitu, kata otakku. Aku langsung menaruh laptop di meja kamarku dan mengambil presensi. Aku butuh banyak presensi untuk pencairan dana pekan olahraga kalurahan. Aku langsu