Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Mimpi, Kau Kugenggam~

Pagi ini, begitu suara mesin motor berhenti tepat di samping rumahku, aku langsung beranjak dari tempat tidurku. Dengan keadaan setengah sadar, aku mulai membuka koran, halaman demi halaman. Begitu sampai di halaman 11 mataku terbelalak. “Aaaaaaa” aku menjerit histeris. Tanpa toa pun suara cemprengku sudah didengar satu kampung. Wkwkwk, terlalu alay. Ada fotoku, Alfa, Nira, dan Riza terpampang di koran harian kotaku. Tak, menyangka. Benar-benar ajaib. Tulisan hasil pemikiranku akhirnya terbit. Auuwoooo. Senangnya. Padahal, berbulan-bulan yang lalu aku mengirimkan cepern tapi nggak terbit juga, hehe. Yaaahhh, kenapa cuma setengah rubrik? Padahal, hari-hari biasanya fulllllll satu rubrik. Ini juga kenapa cuma hitam putih tok? Padahal, biasanya fullcolour. Duh, nasib terbit perdana setelah lebaran. Nasib kelompok tiga sebagai gong pembuka. Pffffttt ._. Kali ini, hawa bersahabat. Pada hari-hari lainnya pun juga bersahabat. Satu mimpiku tercapai. Reporter remaja, yang kuperjua

Aku Capek

Hari ini nyaris tanpa sela untuk beristirahat. Jalan kesana kemari. Menyelesaikan ini itu. Dan ini, kusempatkan untuk menulis pakpolisiblog di penghujung Ramadhan. Sedih, pakpolisilog ditutup dengan tulisan sesingkat dan seabsurd ini. Aku sudah capek. Benar-benar capek. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar..... Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil - hamd. Gema takbir sudah berkumandang. Sudah dulu ya, aku mau menyelesaikan tugas lain. 16 Juli 2015/ 29 Ramadhan 1436 H

Misi Selesai

Bayangkan, satu ruangan berukuran 3 x 5 meter itu penuh anak kecil. Rata-rata mereka adalah pelajar sekolah dasar. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang ngobrol, ketawa ketiwi sampai-sampai tokek pun muat masuk mulut mereka. Aku hanya prihatin. Mbak Tini, selagi guru ngaji mengambil nafas, lalu mengumpulkan tenaga. Berbicara dengan suara keras sambil langkah kaki menghampiri anak-anak yang ramai. Mengangkat telunjuk untuk diletakkan di hidung dan bibir. Mengisyarat kan untuk diam. Aline, anak kecil yang periang sedari tadi belum bisa berhenti ngobrol. Ia juga belajar di SDku dulu. Suasana kian ramai setelah semua anak kecil berkumpul. Selesai dari jalan-jalan mengitari kampung. Sebagai ganti acaramengaji hari ini. Ide bagus, agar anak-anak tak jenuh. ***                                                   Sosok seorang laki-laki tiba-tiba hadir di sampingku agak jauh. “Dek, ada yang masih inget juara lomba hafalan surat siapa?” “???. Apa mas?” “Dek, ada yang

Bukannya Aku Tak Ingat

Sampai saat ini, aku masih belum ngitung. Ngitung postingan #pakpolisiblog yang kutinggalkan tanpa alasan. Eitttss, tunggu dulu. Aku sudah menemukan alasannya. Malas. Sesederhana sekali satu kata itu. Tapi, dampaknya jangan ditanya lagi. Awal-awal Bulan Ramadhan motivasi segedhe gunung. Pasang ikat kepala kenceng-kenceng lalu teriak. “Pakpolisiblog kali ini gak boleh bolong”. Sampai-sampai, setelah tarawih dengan mata setengah terpejam menyalakan mesin motor lalu pergi ke warnet. Ngomplitin postingan. Kalau mengingat kejadian itu, aku terharu akan perjuanganku, wkaaka. Semakin lama semangat perjuangan ngomplitin postingan berkurang. Kini slogan penyemangat sudah dipandang tulisan biasa. Tengah Ramadhan, ikat kepala semakin kendor. Ada-ada hal apa saja yang selalu sukses untuk ngosongin Pakpolisiblog. Tarawih,kecapaian, lalu tidur sebentar. Berfikir, badan akan seger lagi setelah tidur, tapi endingnya malah kebablasan. Dasarrr!!! Kota Pelajar, 14 Juli 2015/ 27 Ramadhan