Pagi ini, begitu suara mesin motor berhenti tepat di samping rumahku, aku langsung beranjak dari tempat tidurku. Dengan keadaan setengah sadar, aku mulai membuka koran, halaman demi halaman. Begitu sampai di halaman 11 mataku terbelalak. “Aaaaaaa” aku menjerit histeris. Tanpa toa pun suara cemprengku sudah didengar satu kampung. Wkwkwk, terlalu alay. Ada fotoku, Alfa, Nira, dan Riza terpampang di koran harian kotaku. Tak, menyangka. Benar-benar ajaib. Tulisan hasil pemikiranku akhirnya terbit. Auuwoooo. Senangnya. Padahal, berbulan-bulan yang lalu aku mengirimkan cepern tapi nggak terbit juga, hehe. Yaaahhh, kenapa cuma setengah rubrik? Padahal, hari-hari biasanya fulllllll satu rubrik. Ini juga kenapa cuma hitam putih tok? Padahal, biasanya fullcolour. Duh, nasib terbit perdana setelah lebaran. Nasib kelompok tiga sebagai gong pembuka. Pffffttt ._. Kali ini, hawa bersahabat. Pada hari-hari lainnya pun juga bersahabat. Satu mimpiku tercapai. Reporter remaja, yang kuperjua