Langsung ke konten utama

Tentang Perahu Kertas

            Pada awalnya bernama Baret Merah alias baret berwarna merah yang dipakai oleh pasukan elit TNI yaitu kopassus. Prajurit-prajurit terbaik yang lolos tahapan demi tahapan yang siksaannya sungguh diluar nalar manusia biasa sepertiku. Lalu aku mengubahnya menjadi Perahu Kertas. Terinspirasi oleh novel Dewi Lestari atau Dee yang berjudul Perahu Kertas. Teng teng teng teng teng. Teng teng teng teng. Perahu kertas ku kan melaju. Membawa surat cinta bagimu. Kata-kata yang sedikit gila. Tapi ini adanya. Nahloh malah nyanyi soundtracknya.

            Dibalik blog ini adalah aku yang bernama lengkap Setya Romana. Anak tengah yang sungguh sangat susah makan sewaktu kecil. Menyebabkan badanku kecil. Tapi tidak stunting, hadehhh. *Menghela napas. Sehingga divonis oleh tetangga bahwa hidupku tidak lama lagi. Alhamdulillah sampai saat ini masih bisa bernapas hingga saat ini menikmati masa-masa Quarter Life Crisis. Memiliki banyak nama panggilan diantaranya Set, Setya, Tya, Rom, Romana, dan masih banyak yang lainnya. Aku telah menyelesaikan pendidikan menengah di SMK SMTI Yogyakarta jurusan Kimia Analisis dan telah merampungkan kuliah jurusan Teknologi Pangan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Semasa kuliah, 4 dari 7 semester kusibukkan menjadi asisten dosen di laboratorium kimia. Alhamdulillah sudah lulus sehingga tidak menjadi asdos abadi lumutan di laboratorium kampus. Seketika sujud syukur setelah yudisium karena bisa menghirup udara segar tanpa mengurusi laporan-laporan praktikum adik tingkat yang sebagian besar tulisannya hanya bisa dilihat dengan mata batin. IYA MATA BATIN!!! BUKAN MATA KEPALA LAGI HADEHHHH!!!

            Aku lebih suka menonton pertandingan bulu tangkis dibandingkan bermain di lapangan. Berkat itu berat badanku naik karena mobilitas yang kurang tinggi. Hadeh. *Menghela napas lagi. Kurang terlalu suka makanan dan minuman manis padahal aku adalah gadis asli Bantul, Yogyakarta. Daerah dimana dulunya memiliki banyak pabrik gula sehingga mayoritas makanannya berasa manis. Namun, sampai sekarang hanya tersisa satu pabrik gula saja. Yaitu Pabrik Gula Madukismo. Kakekku asli Yogyakarta yang selama hidupnya mengabdi di Kraton Yogyakarta Hadiningrat di bagian Kridomardowo pada era Hamengkubuwono VIII hingga IX. Sedangkan Kakek buyut mengabdi juga di era Hamengkubuwono VII-VIII. Lengkap sudah, malahan aku sebagai cucu gagap bahas krama alias tidak lancar berbahasa krama inggil. Hadeh. Hiks. *Menghela napas lagi. 

    Jabatan yang sering kuemban dalam organisasi adalah sekretaris. Mulai dari sekretaris kelas selama SD, SMP, dan SMK. Hingga sekretaris di himpunan mahasiswa maupun di Karang Taruna "Bhakti Taruna" Kalurahan Tamantirto. Hadeh banyak juga ternyata. 

   Selama menjadi pelajar SD, SMP, dan SMK aku gemar sekali membaca dan menulis. Sewaktu SD pernah juara II lomba meringkas buku dan saat SMK pernah menjadi jurnalis muda "Kaca" di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat. Dari tahun 2018 hingga tahun 2021 telah ikut menulis buku antologi diantaranya:

1. Ternyata Aku Bisa Menulis (Mei, 2018)

2. Secangkir Sahlab Beraroma Surga di Tanah Filistin (Oktober, 2018)

3. Kontemplasi Kisah Semesta 2 (Maret, 2018)

4. Kami Melawan Pandemi (Januari, 2021)

5. Ya Allah Izinkan Aku Mendekat (Juni, 2021)

Selamat menyelami tulisan abdsurdku yang telah kutulis sejak SMK. Akhir kata semoga bisa menghibur dan bermanfaat.

 


Komentar

Posting Komentar