Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Masker

Aku melongo ketika jam dinding menunjukkan pukul 13.40. “Berabe nih bisa telat. Belum ke minimarket belum pakai sarung tangan” batinku. Setelah motor kupanasi mesinnya, langsung tancap gas menuju minimarket dekat rumah. Dalam keadaan pakai helm dan masker berwarna hitam bermotif aku melenggang menuju rak roti. Yes dapat. Aku menuju ke kasir. Bayar dan masukkan roti ke tas. Aku berbalik arah dari kasir. Aku kaget. Shabrin, keponakanku, baru aja memasuki minimarket bersama ayahnya. Sudah beberapa hari ini aku belum ketemu dengan Shabrin, yang selalu kuusili tiap ketemu, haha. Kupanggil namanya. Shabrin diam aja. Menatapku terdiam. Sementara ayahnya ketawa melihat tingkah aneh Shabrin. “Siapa itu Brin” Tanya ayahnya. Shabrin terdiam sambil mengemut jempol tangan kirinya. Ketika aku menaiki motor sambil memakai sarung tangan, Shabrin yang tadi membuntuti ayahnya langsung mencariku. Mencariku di parkiran. Terdiam menatapku dari pintu minimarket dengan muka penasarannya. Waj

Resonansi

Sore ini, kota Yogyakarta hujan deres banget. Pukul empat sore tadi serasa waktu maghrib. Lalu, aku teringat kejadian beberapa hari yang lalu.           Malam itu, ada buku ‘pulang’nya Tere Liye tergeletak di kasur. Iseng-iseng aku membacanya sampai halaman delapan puluhan. Bressss, hujan deras tiba-tiba membasahi bumi. Sementara itu, aku masih enjoy membaca ‘pulang’ sambil tiduran. Anehnya, aku merasa saat itu aku pernah merasakan hal yang sudah aku pernah rasakan sebelumnya. Tapi, itu apa? Aku bingung mendefinisikannya. Pokoknya ada hal aneh yang aku rasakan saat aku membaca sambil tiduran dan mendengar suara rintik hujan.  Yap, hujan menghipnotisku malam ini. Aku dibawa ke suasana saat aku masih mengenakan seragam putih biru, tiduran sambil membaca. Hujan kali itu mengingatkanku masa lalu. Saat aku benar-benar tergila-gila dengan membaca buku.           Aku tersadar. Ternyata hujan meresonansikan masa laluku. Sekian lama aku membaca artikel tentang hujan dan reso

Kangen #1

Kangen, semacam kata yang tak terdefinisi. Bener-bener kangen. Kangen suasana bulan Ramadhan. Bukan karena bertepatan dengan hari kelahiranku loh ya. Bukannn. Kangen suara bapak-bapak takmir mengingatkan saudara seiman dengan teriakan sahur sahurr sahurrr yang buat tidurku semakin nyenyak   sedari jam tiga udah stay di depan mic masjid. Lalu, tepat jam setengah empat pagi alarm hapeku mengguncang kamar. Namun, dengan susah payah menggeliat untuk mematikan alarm lalu kembali peluk guling. Lihatlah, beberapa menit kemudian adikku mengguncang-guncangkan tubuhku dengan lemah lembut kasar tak berperasaan. Aku pura-pura tidur lelap, sehingga tak menggubris adikku. Beberapa saat kemudian, suara kelentingan antara sendok dan piring mulai terdengar. Sejurus kemudian aku membuka mata. Mengintip jam dinding. Hoalahh, masih setengah jam lagi. Kembali tidur. Dan melihat jam dinding lagi. Alamakkk, tinggal sepuluh menit lagi. Dengan siaga tanggap bencana, aku langsung meloncat dari kasur. H