Kangen, semacam kata yang tak terdefinisi. Bener-bener
kangen. Kangen suasana bulan Ramadhan. Bukan karena bertepatan dengan hari
kelahiranku loh ya. Bukannn. Kangen suara bapak-bapak takmir mengingatkan
saudara seiman dengan teriakan sahur sahurr sahurrr yang buat tidurku
semakin nyenyak sedari jam tiga udah
stay di depan mic masjid. Lalu, tepat jam setengah empat pagi alarm hapeku
mengguncang kamar. Namun, dengan susah payah menggeliat untuk mematikan alarm
lalu kembali peluk guling. Lihatlah, beberapa menit kemudian adikku
mengguncang-guncangkan tubuhku dengan lemah lembut kasar tak
berperasaan. Aku pura-pura tidur lelap, sehingga tak menggubris adikku.
Beberapa saat kemudian, suara kelentingan antara sendok dan piring mulai
terdengar. Sejurus kemudian aku membuka mata. Mengintip jam dinding. Hoalahh,
masih setengah jam lagi. Kembali tidur. Dan melihat jam dinding lagi. Alamakkk,
tinggal sepuluh menit lagi. Dengan siaga tanggap bencana, aku langsung meloncat
dari kasur. Happp, brukkkkk!!! Aduhhh, sakit.
Biasanya, setengah jam setelah sholat Ashar lagu-lagu
anak-anak TPA sampai lagu religi diputar keras-keras melalui speaker masjid. Sampai hafal playlistnya, kalau setelah lagu ini ya
pasti itu, trus itu lagi. Jadi, terasa banget atmosfer Ramadhannya yang penuh
dengan suasana religi, ceilahhh. Belum lagi acara televisi. Presenternya pakai
baju takwa. Duh, gregetnya makin terasa. Itu kangen yang kedua.
Kegiatan di masjid juga semarak. TPA jalan tiga puluh
hari nonstop juga takjilnya hehe, tiap sholat wajib jamaahnya lebih banyak
daripada bulan non Ramadhan. Apalagi kalau pas sholat tarawih. Behhhhh, banyak.
Setelah sholat subuh pasti ada ceramah, juga tawaran jalan-jalan atau sepedaan.
Menghirup segarnya oksigen di bulan penuh rahmat.
Ceramah sebelum tarawih pun tak kalah, juga nongkrong bareng seusai tarawih.
Kangennnn.
Tawaran buka bersama dari teman-teman mulai dari teman
dekat sekolah, teman dekat rumah, teman sekelas, teman satu hobi, ekstra
sekolah, sampai ajang untuk reunian. Seneng sih reunian, tapi yang buat nggak
asyik itu kalau pada sudah ngelompok.
Antar kelompok kayak nggak damai gitu. Ini nggak asyik banget. Nggak asyik lagi
kalau lagi pengen bukber tapi dompet udah tipiissss. Yah ternyata, prinsip ‘like
dissolve like’ ternyata nggak Cuma diterapin di kromatografi gas.
Ahad, 16 April 2017
Komentar
Posting Komentar