Langsung ke konten utama

Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta

Apa yang kamu pikirkan pertama kali tatkala mendengar kata kusta? Selama hidup hingga saat ini aku jarang sekali mendengar kusta. Hanya saat pelajaran SD yakni pelajaran Pendidika Agama Islam. Yakni topik yang dibicarakan saat itu adalah penyakit kusta. Ingatanku samar-samar tatkala mengingat kembali mengenai kusta yang kudengar sekitar tiga belas tahun yang lalu. Wah lama sekali ya...

Karena ingatanku samar-samar mengenai kusta aku jadi tertarik dengan sebuah talkshow. Talkshow online di youtube yang diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober 2023. Channel youtube untuk live streaming kali ini adalah Berita KBR dengan mengangkat tema "Peran Media Dalam Menyuarakan Isu Kusta". Selama ini aku hanya sering mendengar mengenai isu-isu kesehatan di sosmed seperti isu kesehatan jiwa dan mengenai penyakit degeneratif. Jarang sekali mendengar kusta.


Tapi tahukah kamu? Jumlah kasus kusta selama kurang lebih 10 tahun terakhir menyentuh di angka 16.000-18.000 kasus. Waow jumlah yang sangat fantastis. Hal tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara dengan kasus kusta tertinggi ketiga di dunia. Wah tidak main-main. Langsung menduduki peringkat ketiga di dunia. Angka disabilitas kusta masih tinggi mencapai 6,6 per 1.000.000 penduduk pada tahun 2017. Pemerintah saat itu menargetkan kasusnya kurang dari 1 per 1.000.0000 penduduk.

Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta


Dengan narasumber Ajiwan Arief Hendradi, S.S yang tak lain adalah Redaktur Solidernews, pembahasan tentang kusta semakin menarik saja. Apalagi dikolaborasikan dengan host yakni Rizal Wijaya. Para pendengar akan dibuat ngakak oleh tingkahnya saat mengenalkan diri sebagai Brad Pitt. Begitu mendengarnya sontak aku juga tertawa terkekeh begitu saja. 

Nah bagaimana peran media dalam menyuarakan isu kusta?

Menurut narasumber, peran media dala menyuarakan isu kusta cukup efektif. Apalagi di dunia digital yang sudah maju seperti sekarang ini. Dari genggaman, semua orang bisa mengakses berbagai informasi. Termasuk mengenai kusta atau lepra. Mulai dari media dengan isi tulisan seperti artikel atau media dengan video atau youtube. Jika kita ingin mengakses informasi yang lebih valid ada jurnal yang dapat dengan didapatkan saat kita terhubung dengan internet.

Dalam talkshow ini ada hal yang menarik untuk ditulis. OYPMK atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta dilibatkan langsung dalam menyuarakan kusta. Oh iya kusta dan kista adalah dua hal yang sangat berbeda yaa. Kalau kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Berbeda dengan kista yang merupakan daging tumbuh yang abnormal.

Apa Saran Untuk Masyarakat Agar Terhindar Berita Hoax Mengenai Kusta?

Berita hoax memang sangat meresahkan. Apalagi jika ditulis dengan kata-kata yang menjebak dan menggiring opini pembaca. Ciri khas berita hoax adalah tulisan yang diiringi oleh ketakutan bagi pembacanya.

Ada saran dari narasumber untuk menghindari berita hoax mengenai kusta di lingkup dunia digital ini. Rizal Wijaya selaku host menambahkan kelucuan dengan melemparkan kata-kata apalagi berita hoax ini sudah masuk grup WA keluarga. Ini real alias nyata. Grup WA keluarga sering menjadi lalu lintas berita hoax yang sangat meresahkan ini. 

"Sebagai pembaca kita harus lebih cerdas dalam memilah dan memilih berita mana yang benar dan tidak benar. Salah satu atau beberapa caranya adalah dengan rajin memverifikasi. Dengan cara riset, mencari fakta di google, bisa dimanfaatkan masyarakat secara luas untuk mengetahui bahwa berita itu berita bohong atau berita yang benar adanya." Tutur sang narasumber.

Wah menarik sekali ya talkshow mengenai isu kusta ini. Aku yang awalnya tidak tahu apa-apa jadi mengetahui lebih banyak tentang kusta lewat talkshow ini. Seperti apa itu kusta, bagaimana cara penyebarannya, stigma penderita kusta, dan masih banyak lagi. Tertarik mendengarkan lebih jauh lagi tentang isu kusta ini? Kuy bisa diakses via youtube melalui channel Berita KBR dengan judul Talkshow Ruang Publik KBR - Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta yang tayang pada tanggal 31 Oktober 2023.






Komentar