Langsung ke konten utama

Ngaji Literasi Bersama Dwi Suwiknyo, Edisi Teknik Dasar Free Writing

 Dua hari lalu alias tanggal 05 September 2022 hariku lumayan sibuk. Sok sibuk lebih tepatnya. Sesudah sholat Isya, aku mulai membuka laptopku kembali. Aku join google meet. Rasa-rasanya sudah lama sekali aku tidak ikut forum google meet. Kali ini aku ikut google meet ngaji literasi yang diselenggarakan oleh Pak Dwi Suwiknyo. Beliau adalah seorang penulis. Materi yang disajikan adalah Teknik Dasar Free Writing. Nah teknik iki sering banget aku pakai karena aku tidak memakai kaidah apapun dalam kepenulisan kecuali free writing ini. Menurutku, free writing ini adalah teknik menulis paling gampang karena asal nulis doang xixi.

Telat lima belas menit ternyata belum dimulai, masih pembukaan. Sambil mendengarkan materi aku ngecek kembali proposal talkshow karang taruna kalurahan. Proposal ini sudah ditandatangani oleh Pak Lurah dan ketua karang taruna kalurahan. Sedangkan sekrenya alias namaku belum tak tanda tangan wkkwk. Sungguh koplak. Karena pak lurah sudah seperti bestie sendiri makanya tidak apa-apa. Tapi sebenarnya aku malu haha.

Ada seesuatu yang mengganjal. Ku kirimkan pesan whatsapp kepada ketua karang taruna yang dipegang oleh Fadhil. Teman seangkatan dulu waktu SMP.

“Ini gakpapa capnya nggak basah?”

“Iya gakpapa, yang gelar budaya kemarin juga nggak basah kok.”

“Oh yaudah aman.”

“Eh tapi aku jadi ragu hahaha”

“Kan…hahaha”

Kemudian Fadhil menelefon aku via whatsapp. Sambil ngobrol via wa, aku mengaduk minuman di dapur.

“Besok cap basah aja, aku jadi ragu.” Begitu kata terakhir yang kudengar.

Lanjut ke google meet. Kalau melihat Pak Dwi Suwiknyo ini aku seperti teringat seseorang. Seseorang dengan wajah mirip Pak Dwi. Namanya Mas Wawan. Guru TPAku dulu saat aku kecil.

Dwi Suwiknyo


Aku juga sedikit mencatat mengenai teknik dasar free writing ini.

1.       Perbedaan free writing dan menulis buku diary adalah kalau free writing ini menuangkan apa yang ada di pikiran. Dibaca sekali duduk. Sedangkan buku diary lebih ke emosional. Perasaan sedih, marah, senang, dan lain-lain.

2.       Menulis adalah sarana mengenali diri sendiri. Pak Dwi menyebut penulis adalah seniman yang berekspresi lewat tulisan.

3.       Membaca dan menulis adalah dua pekerjaan yang berbeda. Menulis ya menulis aja. Membaca ya membaca aja. Karena menulis dan membaca itu melelahkan. Pak Dwi mengamati mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi mengerjakan dua hal sekaligus. Tentu saja melelahkan. Nah ini bener banget. Aku juga mengalaminya.

4.       Menulis itu dimulai dari yang disukai dan dikuasai.

5.       Topik untuk menulis free writing adalah topik yang ringan dahulu.

 

Sebenarnya masih banyak yang pengen aku catat mengenai free writing ini. Tapi ternyata tanganku masih mengerjakan yang lain juga. Benar-benar rasanya speechlees mendengar penjelasan dari Pak Dwi ini karena Pak Dwi benar-benar paham dan mengerti apa yang disampaikannya. Pak Dwi juga bagus dalam menyampaikannya karena begitu mengena, terstruktur, dan memahami audien. Senang sekali bisa ikut google meet ini bersama Pak Dwi. Selama ini hanya memantau saja di sosmed. Di akhir, karena waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam Pak Dwi menyampaikan closing statement.

Selamat menghasilkan karya terbaik.

Aakkkkk keren banget materinya. Besok ikut lagi pokoknya.

 

Bantul, 07 September 2022

10:49 WIB

Komentar

  1. Keren, kalau aku malah ga bisa pake teknik ini.
    Pernah coba teknik ini, Nulis panjang lebar malah tersesat ini tulisan mau dibawa kemana? Apa yang pengen disampaikan? Semua jadi amburadul. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin bisa dibuat kerangka tulisan kak biar tulisannya nggak kemana-mana hehe

      Hapus

Posting Komentar