Langsung ke konten utama

Pencapaian Tertinggi dalam Hidup

 


           Kalau berbicara soal pencapaian, sepertinya diri ini bukan seseorang yang memiliki pencapaian-pencapaian yang wow. Kalau menurutku sudah termasuk pencapaian, bagaimana menurut orang lain? Apakah termasuk pencapaian juga? Nah malah overthinking memikirkan pendapat orang lain tentang pencapaian dalam hidup. Menurutku, dibawah ini beberapa pencapaian dalam hidup. Tidak wow wow banget tapi membuatku cukup senyam-senyum saja ketika mengingatnya.

1.       Juara 3 Ujian Internasional se jurusan

Aku nggak tahu juga gimana bisa menyabet juara 3. Ujian internasional malah. Karena ranking teratas di kelas hanya mentok sampai ranking lima saja saat menempuh pendidikan di SMK. Boro-boro tiga besar dalam kelas. Masuk sepuluh besar saja sudah cukup karena teman-temanku ternyata ranking tiga besar juga saat di SMP. Banyak malah. Jadi ya begitulah xixi. Sekuat-kuat, seambis-ambisnya aku belajar ternyata tidak bisa menembus tiga besar. Ya nggakpapa lah hihi.

Setelah ujian nasional kelas 3 SMK ternyata di sekolahku masih ada ujian lagi yaitu TOEIC dan ujian internasional. Kalau TOEIC udah jelas. Semacam TOEFL hanya lebih mudah saja. TOEIC ku juga nggak bagus-bagus amat dah. Setelah TOEIC ada ujian internasional. Ujian terakhir kami di bangku putih abu-abu. Ujian tertulis namun soalnya menggunakan bahasa inggris. Karena kejuruanku adalah Kimia Analisis maka soalnya sekitaran Kimia Analisis. Ada stoikiometri, Health Safety Environment (HSE), Kimia Organik, Kimia Anorganik, Mikrobiologi, dan masih banyak yang lainnya. Walaupun menggunakan Bahasa Inggris namun kita boleh memakai kalkulator dan kamus Bahasa Inggris. Kalkulatornya pun kalkulator saja bukan alfalink yak hehe. Waktu pengerjaannnya sekitar 2 jam saja. Waktu yang lama itu ternyata terasa sebentar saat mengerjakan ujian internasional. Kalau tiap kata diartikan pakai kamus buku Bahasa Inggris sepertinya tidak cukup. Malah ada soal isian dan esai di belakang. Hadeh. Penyetaraan reaksi pula. Mana reaktan sama produknya banyak hahahaha.

Sebelum ujian internasional, ada try out ujian internasional. Aku hanya mendapat nilai sekitar 68. Mana hasilnya ditempel di depan ruang kesiswaan. Setelah kurang lebih 2 minggu hasilnya keluar dan jeng jeng. Aku mendapat juara 3 se jurusan Kimia Analisis dengan jumlah siswa kurang lebih 108 siswa. Tidak menyangkaa. Mana sewaktu try out hanya nilainya 6 pula. Isitimewanya adalah saat wisuda dipanggil duluan. Urutan pertama yaitu juara satu hingga lima setiap jurusan kemudian yang juara ujian internasional. Nggak jadi dipanggil belakangan deh. Karena namaku berawalan huruf S dan kelas terakhir yang dipanggil. Sungguh jackpot sekali. Sampai sekarang, 6 tahun setelah kelulusan aku juga masih nggak percaya. Bisa-bisanya yak aku juara tiga sejurusan saat ujian internasional wkwk.



2.      Juara MTQ cabang lomba CCA (Cerdas Cermat Agama) tingkat Kecamatan Kasihan yang diselenggarakan pada Agustus 2009.

            Entah gimana ceritanya aku, Afaf, dan Anisya ditunjuk oleh guru agama kami. Aku lupa nama guru agamaku plakk. Ceritanya hari itu aku disuruh kumpul di masjid yang masih satu kompleks dengan SD. Ada Aku, Anisya, dan Afaf. Kita bertiga membawa buku paket agama dari kelas 4, 5, dan 6. Pembagian materi dimulai.

            Kami juga diberi materi dengan guru kami di sela-sela liburan. Entah gimana ceritanya kita juara 1 tingkat Kecamatan Kasihan mengalahkan tim dari SDIT. Saat menjawab soal tentang tajwid. Aku yang membacakan, Anisya yang menjawabnya haha. Karena mata Anisya minus saat itu.

            “Ty itu huruf apa ketemu huruf apa di soalnya?”

            “Nun mati ketemu kho An”

            Anisya menulis di kertas. Idzhar halqi. Kelemahanku dan Afaf adalah hukum bacaan. Sedangkan Anisya tidak bisa melihat dengan jelas hurufnya karena minus. Saling melengkapi sudah. Aku yang membacakan dan Anisya yang mengerjakan.  

            Setelah selesai babak penyisihan kami menunggu di luar kelas menanti pengumuman. Nggak disangka-sangka kita masuk babak penentuan juara. Ada tiga sekolah yang lolos di babak ini. Dan kami salah satunya. Guru agama kami senang. Kita bertiga deg-degan. Aku sangat ingat. Kami di grup C dan grup C yang juara satu donggg. Huaaa. Kita senyum-senyum sehabis lomba karena jadi salah satu cabang yang menang.

            Karena juara 1 tingkat kecamatan, maka kita maju ke kabupaten. Hasilnya? Kalah wkwk.

3.       Peringkat 3 Tingkat Kecamatan Kasihan saat latihan UAS BN tahap II yang diselenggarakan oleh KKPS Kabupaten Bantul

Aku menemukan map coklat muda berisi piagam-piagamku yang ku arsipkan saat SD. Ku buka map coklat itu. Aku ketawa ketika membacanya. Piagam berwarna merah dari Kelompok Kerja Pengawas (KKPS) Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul. Tertulis di piagam tersebut bahwa:

 

Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul memberi penghargaan kepada:

Nama               : Setya Romana

Sekolah Dasar : SD Karangjati

Atas prestasinya dalam kegiatan latian UAS BN tahap II tahun pelajaran 2009/2010 yang diselenggarakan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul dan memperoleh

PERINGKAT 3

Tingkat Kecamatan Kasihan

Dengan nilai total 3 mata pelajaran 26,80

Bantul, 20 Maret 2010

Dan di tanda tangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul yang diemban oleh Drs. Sahari di sebelah kiri piagam dan tanda tangan Ketua KKPS (Drs Sunarto) di sebelah kanan bawah piagam.

 

Aku ketawa sekaligus kagum. Ternyata nilai try outku pernah tertinggi ke tiga se kecamatan. Nggak nyangka. Ambis banget ternyata Tya kecil. Di umur segini udah lupa apa aja capaian-capaian yang diraih saat kecil. Begitu menemukan arsipnya ketawa dong. Hahahaa. Kagum karena ternyata saat SD aku sangat ambisius yak. Beda saat kuliah semester akhir. Ini gimana yang penting selesai skripsinya wkwk. 360 derajat yang berbeda.

Tapi setelah dipikir-pikir masa SD adalah masa paling ambisius ku. Beberapa lomba menang tingkat kecamatan. Sampai kabupaten kalah xixi. Tapi nggakpapa. Berani maju lomba adalah salah satu hal yang patut diapresiasi.

4.       Juara 1 Ujian Nasional saat SD

Aku sangat tidak menyangka kali itu. Aku juara 1 ujian nasional. Seringnya juara 2, juara 3 dan juara 4 saat ujian semesteran di kelas. Tapi ternyataa. Arghhhh. Aku juara satu ujian nasional saat kelas enam SD. Aku dapat hadiah yang isinya buku tulis, buku catatan, bolpen, wadah bolpen, dan juz amma. Sungguh membagongkan. Tapi setelah kuingat-ingat ternyata saat SD dahulu aku hobi membaca buku catatanku mengenai pelajaran dan buku paket. Buku detik-detik ujian nasional pun udah berkali-kali aku kerjain sampai bosan. Ambis sekali ternyata. Bolehkah aku memiliki semangat ambisiusku kembali sewaktu SD untuk saat ini? Ah rindu sekali.

 

Bantul, 24 April 2022

22 Ramadan 1443 H

Komentar