Langsung ke konten utama

Odong-Odong dan Tembus Media Bersama Bunda Yeti Islamawati

 Ahad pagi ini keponakanku bernama Salma yang berumur 3,5 tahun datang ke rumah bersama kakakku. Seperti biasanya, dia akan menggangguku yang berada di kamar. Lalu ku balas hahaha.

"Ayo Pak naik odong-odong." Pinta Salma.

"Karo Bapak opo karo Bulik?"

"Bulik"

Lah elah. Ini kenapa bocil selalu milih sama aku kalau naik odong-odong.

"Ayo Bulikkkk"

"Bulik tak ganti baju dulu"

"Ya"

"Ayo Bulikkkk." Saking tidak sabarnya.

"Ini lho Bulik baru cari kerudung."

    Sesampainya di minimarket dekat rumah dengan motor, Salma ke arah rak jajanan. 

"Wah mesti ambil oreo nih." Batinku.

Ternyata ambil roti padimas kecil satu aja. Aku ketawa.

"Ambil satu lagi yang beda rasanya Ma."

Salma lalu ambil satu lagi. Kita lalu ke kasir membayar jajan dan koin odong-odong sebanyak dua keping.

Kebiasaan Salma. Naik odong-odong sebanyak dua kali. Naik tank dan helikopter dalam bentuk odong-odong. Aku menamai Salma dengan Duta Odong-Odong, haha.

Setelah pulang, aku langsung join zoom. Materi kali ini dari Bunda Yeti Islamawati S.Si bertemakan Tips Jitu Menembus Media yang diadakan oleh FLP Yogyakarta. FLP adalah singkatan dari Forum Lingkar Penulis.

Dalam rentang dua tahunan Bunda Yeti telah menulis lebih dari seratus karya yang berhasil dimuat di media sosial. Sungguh menakjubkan. Aku yang tembus Terjadi Sungguh-Sungguh dua kali saja rasanya jingkrak-jingkrak tidak karuan. Apalagi kalau tembus lebih banyak. Hmmm mungkin bisa sambil gulung-gulung di lantai.

Di awal Bunda Yeti menampilkan tulisan.

Rajin Mengirim, Tak Lupa Terus Menulis.

 Bunda Yeti juga menampilkan di slide nya.

Bagaimana Karakter Media?

1. Cari media yang dibidik

2. Baca

3. Kenali

4. Cermati

5. Catat cara pengiriman naskah

6. Kirim

Bunda Yeti bercerita bahwa seminggu kita perlu membeli media cetak/koran/majalah tersebut untuk mengetahui di Hari Senin ada apa hingga tujuh hari berturut-turut.

Menurut Bunda Yeti ada empat tantangan penulis pemula yaitu diam menunggu, ingin segera dimuat, lupa berkaca, dan hanya sekali kirim. Lha itu semua kan aku banget wkwk.

FLP Yogyakarta
Salah satu skrinsutan zoom tadi.


Bunda Yeti juga membuat jurnal catatan pengiriman. Kapan dan dikirim kemana tulisan tersebut untuk melihat kosistensinya.

Juga ada kutipan di dalam slide,

Kewajiban seorang penulis adalah terus baca, baca, baca, kemudian tulis.

Di akhir pertemuan Bunda Yeti memaparkan bahwa tidak ada yang instan. Yuk nikmati jatuh bangunnya. Dimulai dari blog, media lokal, lalu naik-naik ke atas.

Ah, aku jadi termotivasi setelah ikut zoom kali ini.


Ahad Siang, 27 Februari 2022

12.06 WIB

Komentar