Langsung ke konten utama

Mengintip Proses Pembuatan Bihun Kering Bagian I






            Pada acara hajatan seringkali di temukan bihun kering yang sudah dimasak dalam porsi yang besar. Bihun juga seringkali di temukan pada warung bakso sebagai campuran bakso di dalam mangkok yang rasanya menggoda lidah. Bihun juga di temukan pada penjual bakmi goreng ataupun bakmi kuah yang buka pada malam hari.



Kata bihun berasal dari bahasa Cina: bie berarti beras, dan hun berarti tepung. Jadi, secara harfiah bihun berarti  terbuat dari tepung beras. Bihun diyakini awalnya berkembang di Cina bagian selatan yang terpengaruh pada kemunculan mi di Cina bagian utara. Bedanya, bila pertanian Cina bagian utara didominasi oleh gandum, bihun muncul di Cina Selatan yang pertaniannya lebih bertumpu pada beras.



Di pasaran dikenal dua jenis bihun, yaitu bihun kering dan bihun instan. Bihun kering merupakan suatu bahan makanan yang dibuat dari tepung beras dengan atau tanpa bahan tambahan dan berbentuk benang-benang. Sedangkan bihun instan adalah produk makanan kering yang dibuat dari tepung beras dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk benang-benang dan matang setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama 3 menit.



Proses pembuatan bihun meliputi perendaman, penirisan, penggilingan, dewatering, mixing, ekstrusi 1, steaming, screw naik, ekstrusi 2, cooking room, pewayahan, pelorotan,  pengusukan, pencetakan, drying, dan packing. Proses tersebut dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut:



  1. Perendaman

         Perendaman adalah proses membersihkan dan melunakkan beras yang akan dijadikan tepung beras. Dimana tepung beras ini sebagai bahan baku utama pembuatan bihun. Beras dimasukkan ke dalam bak lalu diisi dengan air hingga air merendam semua beras. Perendaman membutuhkan waktu selama 60 - 105 menit. Proses perendaman berfungsi melunakkan beras untuk mempermudah proses penggilingan.

  2. Penirisan

    Setelah perendaman, beras ditiriskan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam beras. Penirisan membutuhkan waktu 30-60 menit.

  3. Penggilingan

    Penggilingan ini terdapat 2 macam yaitu penggilingan kering dan penggilingan basah. Penggilingan kering menggunakan mesin pulvurizer. Penggilingan basah menggunakan mesin dewatering. Mesin pulvurizer menghasilkan tepung beras yang berbentuk bubuk, sedangkan mesin dewatering menghasilkan slurry. Standar kadar air untuk tepung beras yaitu 15%-23%. Kadar air pada tepung beras yang melampaui standar akan membuat tekstur bihun menjadi empuk, sementara itu kadar air yang kurang dari standar akan membuat  tekstur bihun menjadi keras. Kadar air pada tepung beras juga akan mempengaruhi pengaturan mixing untuk menambah atau mengurangi jumlah air dalam komposisi yang sudah ditentukan. Standar tingkat kehalusan tepung beras menggunakan ayakan mesh 80 yakni minimal 99,5%. Tingkat kehalusan tepung beras akan mempengaruhi tingkat kuat bihun. Apabila tingkat kehalusan tepung beras kurang dari 99,5% maka, benang-benang bihun mudah putus.

  4. Dewatering

    Slurry yang dihasilkan oleh mesin dewatering kemudian dilakukan penepungan dengan tepung jagung, sehingga menghasilkan cake berupa gulungan besar kemudian dipotong menjadi bagian kecil. Cake berukuran kecil kemudian digiling menggunakan mesin crusher dengan penambahan tepung jagung menghasilkan tepung hasil crusher. Standar kadar air cake sebesar 28-33%.

  5. Mixing

    Semua bahan baku utama seperti tepung beras, tepung jagung, dan tepung tapioka dimasukkan ke dalam mesin mixing di tambah lagi dengan bahan tambahan. Lama proses mixing selama 8-10 menit agar terbentuk adonan yang homogen. Waktu 8-10 menit adalah waktu optimal yang diperlukan pada proses mixing atau pencampuran.

    Proses selanjutnya akan di teruskan ke dalam postingan saya selanjutnya yang berjudul “Mengintip Proses Pembuatan Bihun Kering Bagian II”

    Sumber :
    Setya Romana. 2016. Laporan Praktik Kerja Lapangan (Magang Industri) Kontrol Kualitas Bihun Kering. Yogyakarta : SMK SMTI Yogyakarta

     
    #onedayonepost
    #nonfiksi
    #reviewproduk
    #reviewalattranportasi
    #reviewtempatwisata

Komentar