Langsung ke konten utama

Peran Bioteknologi dalam Bidang Pangan




Pangan merupakan kebutuhan primer manusia selain sandang dan papan. Semua manusia membutuhkan pangan untuk keberlangsungan hidupnya. Pangan sebagai sumber energi dan sumber gizi bagi tubuh manusia. Tapi, tahukah kamu? Bioteknologi juga memiliki peran terhadap pangan. Nah apa saja perannya? Silakan disimak baik-baik ya.

  1. Pembuatan Roti
    Siapa yang belum makan roti? Acungkan tangannya. Yap, mayoritas pembaca pernah makan roti. Tidak cuma sekali bahkan seringkali. Roti ditemukan bebas di pasaran. Roti dibagi jenis nya menjadi dua yakni roti basah dan roti kering.
     Roti basah memiliki kandungan air yang lebih banyak dibanding dengan roti kering. Sehingga, roti basah memiliki masa simpan yang singkat. Berbeda dengan roti kering yang memiliki masa simpan lebih lama. Aktivitas mikroorganisme lebih cepat berkembang pada bahan yang memiliki kandungan air yang lebih banyak. Roti basah contohnya.
    Roti adalah makanan yang terbuat dari bahan baku utama tepung terigu. Tepung terigu yang ditambahkan air akan mengaktifkan enzim yang ada pada tepung seperti amilase. Amilase kemudian menghidrolisis tepung menjadi maltosa, kemudian menjadi glukosa.
    Pada pembuatan roti seringkali kita mendengar ditambahkan ragi. Ragi adalah khamir Saccharomyces cerevisiae. Khamir tersebut akan memanfaatkan glukosa sebagai substrat respirasinya yang akhirnya membentuk karbon dioksisa. Karbon dioksida membentuk gelembung-gelembung yang akan terperangkap pada adonan roti. Adanya gelembung ini menyebabkan roti bertekstur ringan dan mengembang yang disukai banyak orang. Apalagi rasanya yang manis dan enak.
  2. Pembuatan Keju
    Keju, seringkali dipadukan dengan roti oleh anak-anak yang berangkat sekolah  sebagai sarapan. Keju ada yang berbentuk lembaran juga kotak. Rasanya gurih juga sedikit asam. Keju berwarna kuning terang. Harga keju lebih mahal dibandingkan dengan roti.

    Keju yang dikenal dibagi menjadi empat jenis macam keju, yaitu:

  1. Keju sangat keras, contoh: keju romano, keju parmesan
  2. Keju keras, contoh: keju cheddar, keju Swiss
  3. Keju setengah lunak, contoh: keju roquerfort (keju biru)
  4. Keju lunak, contoh: keju camembert

    Dalam pembuatan keju, kelompok bakteri yang digunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri ini berfungsi memfermentasi laktosa dalam susu menjadi asam laktat menurut sebuah reaksi. Bakteri asam laktat yang biasa digunakan adalah genus Lactobacillus dan Streptococcus.
    Dalam proses pembuatan keju, susu terlebih di pasteurisasikan sebelum kultur bakteri asam laktat diinokulasikan (ditanam). Akibat aktivitaas bakteri, pH menjadi turun dan mengakibatkan susu terpisah menjadi dadih padat dan cairan whey. Proses tersebut dinamakan pendadihan. Enzim renin dari lambung sapi muda ditambahkan untuk menggumpalkan dadih. Untuk saat ini, enzim rennin dari lambung sapi muda sudah digantikan dengan enzim buatan, yaitu kimosin.
    Whey yang terbentuk dimanfaatkan sebagai makanan sapi, sedangkan dadih yang terbentuk di panaskan pada suhu 32-42 derajat Celcius sambil di tambahan garam. Setelah itu, dadih di tekan untuk mengurangi kadar air dan disimpan agar matang. Penyimpanan ini berfungsi agar mikroorganisme dan enzim bekerja untuk menghasilkan cita rasa keju. Pada pembuatan keju biru, ditambahkan lagi kultur jamur Penicilium.

    Selama ini, makanan yang ada di sekitar kita seperti keju dan roti dalam pembuatannya memanfaatkan bakteri. Semua itu tidak lepas dari peran ilmu biologi khususnya bioteknologi untuk menghasilkan produk makanan yang baru dan bergizi. Tidak hanya pada pembuatan makanan saja, penggunaan bioteknologi sangat luas sekali hingga sampai saat ini.

Sumber:

Dra. Sri Maryati dkk. 2012. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga

#onedayonepost

#nonfiksi

#reviewbukunonfiksi

#reviewbukufiksi

#reviewfilm


Komentar