Langsung ke konten utama

Kora-Kora

Ada yang pernah datang ke pasar malam? Mayoritas pernah kan ya. Walaupun hanya sekedar melihat, jajan makanan, atau hanya lewat di sekitarnya saja. Wahana di pasar malam pun macam-macam. Ada komedi putar, itu ternyata bikin pusing. Tapi, saat kecil kenapa kita tidak pusing yaa saat menaikinya? Ada sangkar burung, ini favoritku. Ada kora-kora, ada ombak air juga. Orang sekitarku menamainya ombak air karena gerakannya mirip dengan ombak.
Rasa penasaranku memang sangat tinggi. Ketika teman-teman membicarakan kora-kora aku hanya bengong saja. Aku belum pernah menaiki kora-kora. Adrenalin apa sih ketika duduk di kursi kora-kora? Aku tidak tahu, hingga saat itu rasaku terjawab sudah.
Modal nekat aku mengajak adikku naik. Adikku awalnya nggak mau. Katanya pernah dan kapok saat menaikinya. Aku pun tidak percaya alasannya. Pokoknya kubujuk hingga dia mau. Akhirnya mau juga. Kami duduk di bangku tengah. Nggak punya nyali untuk duduk di bangku depan sendiri atau belakang sendiri.
Setelah menunggu lima menitan, hanya ada lima orang yang naik. Termasuk aku dan adikku. Mesin sudah dinyalakan beberapa menit yang lalu. Suara berisik mesin juga sudah terdengar sejak tadi. Kora-kora yang aku naiki maju mundur perlahan. Aku hanya menikmatinya saja.
Ketika memasuki menit-menit selanjutnya kora-kora ini melaju kencang. Maju sejauh mungkin dan mundur sejauh mungkin. Saat arah maju, jantungku seperti ketinggalan di belakang. Saat arah mundur, jantungku seperti ketinggalan di arah depan. Mas-mas yang duduk di bangku paling depan tampak menikmati nya. Tidak kulihat wajah pias ketakutan tergambar di wajahnya.
Sementara itu, aku dan adikku berteriak-teriak tidak karuan. Aku teriak kepada penjaga wahana ini untuk berhenti. Aku berteriak sekencang mungkin. Tapi, sepertinya tidak terdengar. Walaupun terdengar, penjaga itu tidak akan menurunkan dua orang penumpang saja. Rugi di sisi energi. Pilihan lain hanya menunggu kora-kora itu berhenti. Menunggu dengan senam jantung yang nggak akan kuulangi lagi. Lalu, gimana dengan adikku? Dia bersandar di pahaku, matanya tertutup dengan badan lemas.
Kenapa aku baru kepikiran standar nasional. Standar dibuat untuk melindungi konsumennya. Makanan sehari-hari saat SMK saat mau menguji bahan. Harus cari metode nya terlebih dahulu di file SNI. Kora-kora ini berstandar nggak? Haisss. Jangan tanya lagi, ya jelas enggaklah. Wahana ini sepertinya mengajarkanku bahwa kematian itu dekat. Sangat dekat. Untuk ajakan main kora-kora lagi, sepertinya aku masih mau ikut. Menunggu kalian dengan duduk di kursi dekat penjual makanan saja.

Komentar