Langsung ke konten utama

Habiburrahman El Shirazy


Julukan Si Tangan Emas ini diberikan kepada Habiburrahman El Shirazy oleh majalah MATABACA edisi Juni 2007 lantaran karya-karyanya yang selalu di buru oleh pembaca. Kang Abik, begitulah panggilan akrabnya.
Kang Abik lahir di Semarang pada tanggal 30 September 1976. Beliau adalah novelis Indonesia lulusan Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.
Hal yang banyak saya temukan di dalam karyanya adalah nilai membangun jiwa juga menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Karya beliau yang banyak di kenal umum diantaranya adalah Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Di Atas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Berbuah Surga, Pudarnya Pesona Cleopatra, Dalam Mihrab Cinta, Bumi Cinta, dan masih banyak lainnya.
Lewat karya dua novelnya, Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, beliau menorehkan berbagai prestasi gemilang dan spektakuler :
Pena Award 2005, Novel Terpuji Nasional dari Forum Lingkar Pena (FLP).
The Most Favourite Book 2005 versi Majalah Muslimah.
IBF Award 2006, Buku Fiksi Dewasa Terbaik Nasional 2007.
Adab Award 2008 dalam bidang novel Islami diberikan oleh Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
UNDIP AWARD 2008 sebagai novelis No.1 Indonesia, diberikan oleh INSANI UNDIP tahun 2008.
Penghargaan Sastra Nusantara 2008 sebagi sastrawan kreatif yang mampu menggerakkan masyakarat membaca sastra oleh PUSAT BAHASA dalam Sidang Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA) 2008.
Pada tahun 2008 memperoleh penghargaan dari MENPORA sebagai sastrawan yang berjasa mengembangkan sastra Indonesia bermutu sehingga memberikan inspirasi tumbuhnya film nasional yang bermartabat.
Paramadina Award 2009 for Outstanding Contribution to the Advancement of Literature and Arts in Indonesia.
Lebih dari 2 tahun Ayat-Ayat Cinta bertengger di daftar Megabest-seller Asia, dan MD Pictures membeli hak cipta novel tersebut dan membuat filmnya.
Lalu, masih banyak prestasi dan penghargaan beliau yang belum di tuliskan. Pada novel Ketika Cinta Bertasbih, Azzam sebagai tokoh utama mampu membius pembacanya sebagai tokoh idola. Kesederhanaannya, ketabahannya, perjuangannya, kerendahan hatinya, semua perangainya mampu menjadi sosok sempurna di mata pembacanya.
Tidak lupa Fahri di dalam Ayat-Ayat Cinta. Tokoh ‘sempurna’ berikutnya yang menjadi idola di kalangan pembacanya. Fahri banyak di cintai oleh banyak orang. Tak terkecuali perempuan bernama Aisyah, Maria, Nurul, dan Noura yang mengungkapkan rasa sukanya. Ada Ayyas di Bumi Cinta. Ayyas juga menjadi sosok ‘sempurna’ berikutnya.
Aku suka isi tersirat maupun tersurat yang terkandung dalam karya beliau, Kang Abik. Bahasanya tidak menggurui. Ada yang tersirat di dalam novel dan mudah dipahami. Akhlak, adab banyak ditemui pada novel karangannya.
Bahkan, beliau tidak hanya di kenal sebagai novelis. Penyair, sastrawan, dan budayawan tersemat dalam diri beliau.
Karya-karyanya yang selalu dinanti khalayak karena dinilai membangun jiwa, membawa perubahan, dan menumbuhkan semangat berpretasi. Karena itulah, tak berlebihan jika Harian Republika menobatkannya sebagai salah satu Tokoh Perubahan Indonesia.
Leo Sutanto seorang produser, di dalam kata pengantar novel Ketika Cinta Bertasbih mengungkapkan bahwa beliau suka buku-bukunya Kang Abik.
Terakhir, hal yang membuat aku jatuh cinta pada karya beliau adalah karakter manusia ditampilkan secara terperinci sehingga menimbulkan daya tarik tersendiri. Penokohan para karakternya sangat lengkap dengan latar belakang sosial, budaya, dan pendidikan yang spesifik. Sehingga, ketika membacanya, kita serasa di bawa ke ruang imajinasinya yang menakjubkan.

Komentar