Langsung ke konten utama

Chairil Anwar



Chairil Anwar, puisinya memang banyak dikagumi. Termasuk aku. Aku pun sampai hafal puisi karangan beliau yang berjudul “Diponegoro” dan juga “Doa”.

Diponegoro

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang 

DOA
Tuhanku
dalam termangu
aku masih menyebut namaMu
biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cahayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

Komentar