Langsung ke konten utama

Bayangan Hitam Melesat dan Kabar Mengagetkan

 Jumat, 06 Januari 2023


Adzan dhuhur belum berkumandang. Namun orang-orang di dalam ruangan sudah kosong untuk segera menghambur ke masjid. Tersisa aku dan Ulfa yang masih ada di dalam ruangan. Semua penghuni cewek lainnya juga sudah keluar ruangan untuk membeli makan siang. Ruangan semakin sepi tatkala hanya ada aku dan Ulfa saja. Sedangkan pencahayaan juga minim karena hanya sisa satu lampu yang nyala untuk mengurangi silau. 

Entah kenapa ketika ruangan ini sepi, aku merasakan hal-hal yang kurang enak. Mataku seolah diarahkan ke arah utara. Aku ingin menolak ajakan untuk menoleh ke arah utara. Namun tidak bisa. Lantas aku melihat ke arah timur dengan tetap memperhatikan arah utara atau istilahnya mata ayam.

Saat aku ngobrol dengan Ulfa, tetiba Ulfa menoleh ke arah utara.

"Kamu lihat Ul?" Aku tanya Ulfa dengan penuh penasaran.

"Iya, aku lihat." Jawab Ulfa.

Aku langsung keluar dari ruangan meninggalkan Ulfa sendirian. Lalu ia menyusulku.

Sekelebat bayangan hitam dengan cepat memasuki ruang ads dari kamar mandi. Bulu kudukku berdiri. Hari Jumat di siang bolong sudah diganggu saja. Haduh. Ini bukan pertama kalinya aku diganggu. Namun tetap saja bulu kudukku merinding. Aku keluar lalu duduk di kursi kayu. Menenangkan diri.

Sejam kemudian, ruangan kembali ramai sepulang teman-teman dari masjid dan membeli makanan. Ruangan itu tidak semenakutkan tadi usai pada berdatangan.

Pak Adin kemudian memasuki ruangan. Memulai rapat di kelas. Tidak lama setelah Pak Adin memulai rapat ada WA masuk dari dosen pembimbing skripsiku dulu.

"Assalamualaikum mbk Setya. Bisa saya telpon. Maaf urgent. Mbak Luri kecelakaan, sekarang dibawa ke PKU Gamping."

Mak dhegggg.



Masih denial tidak percaya.

Dua kata di otakku. Kecelakaan dan PKU Gamping. Aku menutup mulutku. Benar-benar tidak percaya. Setelah tadi diganggu oleh makhluk tidak kasat mata sekarang ada kabar mengagetkan. Lantas aku keluar dari ruangan. Mengangkat telfon.

Aku tidak bisa berpikir jernih kemudian. Banyak spekulasi-spekulasi muncul di otakku. Mungkin banyak orang tidak percaya dengan apa yang kualami dan apa yang aku rasakan karena sensitivitas manusia memang berbeda. Jalan Wates merupakan salah satu jalan yang horor bagiku. Namun banyak orang yang menyangkalnya. Namun aku tetap percaya pada yang aku rasakan sendiri. Jalan horor itu aku rasakan saat aku pertama kali lewat sendirian dengan mengendarai motor. Energinya terasa sangat tidak enak di tubuh. Walaupun jalannya lurus dan halus. Namun, energi dan perasaan tidak bisa dibohongi.

Rute yang dilewati adekku adalah Jalan Wates. Aku was-was dengan spekulasi yang muncul di otakku. Banyak kecelakaan yang terjadi di Jalan Wates. Mulai dari kecelakaan ringan hingga meninggal. Bahkan aku sendiri melihat seorang anak perempuan jatuh dengan posisi menelungkup di Jalan Wates dengan darah mengalir di jalanan. Ingatan itu tidak bisa dihilangkan dari memori otakkku.

Aku berusaha mengalihkan pikiran-pikiran negatif dari otakku tapi tetap tidak bisa. Aku mulai menelfon kakakku. Kakakku langsung meluncur ke rumah sakit begitu tahu perjalananku ke rumah sakit memakan waktu satu jam lamanya.

Aku kembali masuk ruangan. Panggilan whatsapp berulangkali masuk di hapeku. Berungkali pula aku keluar-masuk ruangan. Aku tidak bisa mengerjakan apa-apa lagi. Rasa-rasanya aku juga tidak sanggup mengendarai motor sampai rumah. Namun, life must go on. Tidak peduli sebahagia atau sesedih apa perjalanan hidupmu.

Aku mendengarkan Pak Adin dengan setengah-setengah. Kabar baik kuterima dari kakakku. Hanya perih di bahu saja. Lantas adekku kemudian rontgen. Hasilnya? Tulang selangka kanan patah.

Aku menarik napas dan menghembuskan perlahan. Usai Pak Adin selesai rapat aku izin untuk pulang. Aku pulang naik motor sendiri dengan rasa yang benar-benar tidak karuan. Dua hari usai hari ulang tahunku mendapatkan kabar yang benar-benar mengagetkan. Duniaku seolah terhenti begitu saja.


16 Januari 2023

11:27 WIB

Komentar