Langsung ke konten utama

(Book Review) Assalamualaikum Beijing




Judul buku                 : Assalamualaikum Beijing

Penulis                        : Asma Nadia

Penerbit                      : AsmaNadia Publishing House

Tahun terbit, cetakan: 2015, kelima belas

Jumlah halaman        : 360 halaman



            Jika tak kau temukan cinta, biar cinta menemukanmu”

            Dewa memanggil Asma dengan sebutan Ra, karena gadis istimewanya itu bernama Asmara. Dewa dan Ra hampir saja berjalan bersama menuju gerbang bernama pernikahan. Namun, manusia memang tidak luput dari dosa. Dewa mengkhianati gadis bernama Ra. Dewa berselingkuh dengan rekan kerja kantornya yang bernama Anita. Ra sangat kecewa. Kekecewaannya itulah awal dari perjalanan baru Ra.

            Ra terbang ke China tepatnya ke Beijing untuk memulai lembaran baru kehidupannya. Ra bertemu dengan Zhongwen. Seseorang yang menolongnya di bandara. Zhongwen dan Ra berada di dalam satu bus yang sama. Zhongwen berkenalan dengan Asma. Asma menelungkupkan tangan di dadanya sambil menjawab namanya. Kata Asma mengingatkan Zhongwen tentang dongeng bernama Ashima dari Yunnan. Zhongwen memanggil Asma dengan kata Ashima.

            Pada awalnya, Sunny lah yang bertindak sebagai guide Asma. Zhongwen merasa kehilangan Asma sejak pertemuan di bandara itu. Zhongwen mencari Asma di sudut tempat demi tempat. Akhirnya Zhongwen bertemu Ashima di masjid Niujie. Dari tempat itulah Asma mengetahui bahwa Zhongwen non muslim. Asma tertegun.

Dewa menikah dengan Anita karena kekhilafan yang sangat di sesalinya. Dewa tidak mencintai Anita, namun tanggung jawab adalah solusi. Bayang-bayang Ra tidak bisa menghilang dari Dewa. Bahkan setelah bayi Anita lahir dari rahimnya. Dewa tetap tidak bisa menghilangkan bayangan Ra yang membuat Dewa menjadi semakin gila. Dewa tidak menghiraukan Anita sama sekali. Anita yang awalnya cuek pada akhirnya tidak tahan dengan sikap Dewa yang menganggapnya tidak ada. Dewa menggugat cerai Anita.  

Asma pulang ke Indonesia. Zhongwen dan Asma masih tetap berhubungan lewat sms, telfon, instan messenger, dan skype. Asma jatuh sakit terkena stroke. Asma di rawat inap. Bukan stroke namun APS (Antiphospholipid Syndrome) lah penyakit Asma sebenarnya. Asma menghilang dari peredaran Zhongwen. Zhongwen merasa kehilangan gadis yang mengagumkan baginya.

Zhongwen memilih jalannya untuk menjadi mualaf. Ia diusir dari rumah. Lebih menyakitkannya lagi, bagi ayah Zhongwen ikatan darah putus karena pilihannya. Zhongwen mengemasi pakaiannya. Hidayah. Kata sakral itu melalui Asma, media dari Allah.

Asma saat itu kembali ke rumah. Dewa datang di hadapan Asma secara tiba-tiba. Dewa menangkap perubahan drastis pada fisik Asma. Percakapan-demi percakapan dilalui dengan rasa canggung. Rasa yang dulunya tak pernah ada ketika mereka bersama. Asma terserang penyakit itu lagi. Kali ini pandangan nya mengabur lalu gelap. Zhongwen tetiba saja hadir dalam pertemuan mereka. Tanpa basa-basi. Zhongwen mengambil tindakan cepat. Menggendong Asma masuk ke dalam taksi.

Zhongwen melamar Asma, sosok Ashimanya. Asma menerimanya. Sungguh, scenario Allah lah yang paling baik diantara pilihan baik.

“Cinta sejati itu ada”

Asma dan Zhongwen menikah. Zhongwen sudah tahu apa resiko-resiko yang terjadi apabila ia menikah gadis yang menderita APS itu. Zhongwen tak peduli dengan resiko yang timbul. Yang Zhongwen tahu, Asma adalah Ashima yang harus di perjuangkannya. Dongeng yang diakrabi Zhongwen selama puluhan tahun telah memahami arti kehilangan.

Zhongwen dan Asma bersama-sama melalui kejadian-kejadian yang yang terduga dari Sang Maha Skenario. Zhongwen bahagia dengan Asma, yang selalu mengingatkannya pada legenda Ashima dari Yunnan.  

#onedayonepost

#nonfiksi

#reviewbukunonfiksi

#reviewbukufiksi

#reviewfilm


Komentar