Langsung ke konten utama

Sugeng Tanggap Warsa Jogjaku

Sugeng tanggap warsa kagem Yogyakarta ingkang kaping 261. Hihi, teman-teman ODOP pasti ada yang belum tahu artinya wkwk. Okedeh tak translatin ke bahasa Indonesia deh. “Selamat ulang tahun untuk Yogyakarta yang ke-261” ya begitulah man teman artinya.

Sepanjang jalan dari Tugu Jogja ke selatan hingga alun-alun utara Yogya ada yang berbeda nih. Sepanjang jalan tersebut kanan-kirinya dihiasi dengan janur kuning. Jadi, janur kuningnya banyak, ratusan. Janur kuningnya sudah dibentuk sedemikian rupa menjadi janur kuning yang kayak di pernikahan orang Jogja. Suasana jalan kayak suasana nikahan orang ya, wkwk.

Tepat pada tanggal ini, 7 Oktober 2017 Kota Yogyakarta mengulang hari jadinya yang ke 261. Udah lama juga ya ternyata. Pemkot Kota Yogyakarta menghadirkan Wayang Jogja Night Carnival 2017 yang merupakan event tahunan untuk mengangkat kekuatan budaya Yogyakarta sebagai sajian utama. Peserta karnaval masih berasal dari masyarakat 14 kecamatan Kota Yogyakarta.

Wayang Jogja Night Carnival 2017 diselenggarakan di Tugu Pal Putih atau lebih terkenal dengan Tugu Jogja. Yang biasanya lewat seputaran Jalan Soedirman, Jalan Mangkubumi harap bersabar ya karena ruas jalan akan ditutup juga pengalihan arus akan dilaksanakan demi kesuksesan acara.

Jadi inget masa-masa SMA. Kalau pas peringatan ultah Jogja, para siswa pasti disuruh mengganti seragam yang biasa dipakai dengan baju adat. Pagi-pagi sebelum pelajaran dimulai pasti upacara terlebih dahulu. Greget juga ternyata, upacara memakai baju adat. Pembina upacara, pemimpin upacara, paduan suara, juga peserta upacara semuanya memakai baju adat Jogja. Suasana tambah greget lagi kalau pas di jalan, mayoritas pengguna jalan memakai baju adat. Kebanyakan yang pakai sih anak sekolah juga pegawai dinas pemerintah. Suasananya kayak natural tempo doeloe gitu. Bikin Jogja tambah istimewa.

Memakai jarik sebagai pasangan dari kebaya memang buat perempuan jadi lebih anggun. Tapi, tidak denganku. Kebetulan motor yang kupakai ke sekolah itu motor bergigi. Jadi, jarik yang sudah dimodifikasi menjadi rok siap pakai ku angkat setinggi lutut. Tak lupa pakai celana panjang. Gerak kaki susah juga ternyata. Terbatas sekali. Setelah turun dari motor, ke feminimanku muncul kok. Jalan pelan-pelan dengan langkah kecil-kecil.

“Ya Allah, mbak Set, kamu jadi feminim gitu. ”
Aku membatin, emang aku dari dulu kayak gimana yah haha.

Sekali lagi, aku hanya ingin mengucapkan SUGENG TANGGAP WARSA JOGJAKU. Tetaplah istimewa hingga masa yang akan datang dan tetaplah jadi tempat candu. Tempat yang berkali-kali didatangi, ditinggal pergi, namun tetap di hati.

Komentar