Langsung ke konten utama

Misi #2

***

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”


Kali ini ceramah diawali dengan salam. Duduk terdiam tak bertingkah, itulah aku. Di samping kiriku adikku, sementara di samping kananku seorang ibu. Ibu tersebut ditemani sang anak. Anak laki-laki berusia lima tahunan. Tinggi kurang lebih satu meter. Mengenakan baju koko berwarna merah tua. Giginya berjajar rapi. Kulitnya putih bersih. Alisnya tipis.
Aku mulai bosan. Menggerakkan tanganku, kakiku yang mulai kesemutan. Memandangi sekitar dan anak kecil tersebut tak luput dari sapuan pandanganku. Kuamati terus gerak-geriknya. Si anak tersebut sepertinya mulai bosan. Berjalan kesana kemari untuk mengusir rasa bosannya. Si anak tersebut juga mengajak ibunya bercanda. Namun, ibunya hanya dia saja. Lebih memfokuskan mendengar ceramah. Sianak tersebut berkali kali melakukan upaya demikian. Namun ibunya juga berkali-kali menghiraukannya. Aku tak kuasa menahan tawa. Namun, karena situasi yang tak memungkinkan untuk tertawa. Aku hanya menahan dengan ekspresi tak karuan. Kulihat anak tersebut mengamatiku. Kulihat balik. Mukanya memerah padam. Aku cepat-cepat mengalihkan pandanganku.
“Buk buk, mukanya jelek” Kira-kira kedengarannya seperti itu. Setelah kuterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Aku hanya terkesiap mendengarnya. Lebih jahatnya lagi, sambil berkata demikian ia menunjukku dengan nada histeris. Aku yakin, satu mushola mendengar lebih dari sekedar jelas. Mengalahkan suara penceramah yang menggunakan alat bantu pengeras suara. Tingkahnya membuatku tak tahu harus ku taruh kemana lagi mukaku.
Untuk kali ini, misi belum seutuhnya terlaksana~


Yogyakarta,
15 Ramadhan 1436 H/ 2 Juli 2015
16:00 WIB

Komentar