Hari ini Hari Kamis.
Ulangan Kenaikan Kelas beberapa hari lagi akan selesai. Dua minggu ulangan.
Kami sudah biasa, haha. Tapi apakah mungkin tak ada tugas yang belum di
selesaikan? Mungkinkah tak ada remidi sama sekali? *Tanyahati. Suatu saat kita akan
rindu suasana itu. Muka bantal sambil belajar buku. Berlari-lari masuk ke kelas
karena terlambat. Takut ketahuan guru jaga. Keluar ruangan dengan muka asam
cuka. Lalu membahas soal yang buat pusing tujuh keliling. Tapi endingnya apa?
Gak jadi belajar untuk mata pelajaran selanjutnya. Hahaha, emang keterlaluan.
Pulang jam dua belas adalah
kesenangan tersendiri. Setelah lima bulan selalu pulang agak sorean. Apalagi
kalau anak organisasi. Ada rapatlah, ada tugas, ada publikasi, konsultasi
dengan guru pembimbing. Haaahh, nulisnya aja lelah. Ini yang paling lazim.
Dikejar deadline karena terlalu santai dengan tugas. Kalau laporan numpuk?
Salah siapa? Salah sendirilah.
Sering meninggalkan
pelajaran karena upacara di luar sekolah? Lomba sana? Lomba sini? Itu udah
sering, hehe. Ketinggalan materi? Itu bumbu wajib yang harus di coba. Ulangan
susulan? Itu juga wajib dicoba. Pulang setelah Maghrib? Minta ditemenin kalau
mau pulang? Itu yang namanya setia kawan. Dengar kasak kusuk di lab ada apalah,
di parkiran ada apalah. Memohon ke guru agar diberi perpanjangan waktu untuk
mengerjakan tugas? Itu akan jadi kenangan manis.
Berangkat pagi-pagi agar
dapat mengcopy-paste jawaban temen. Juga karena lupa buat laporan, prosedur
kerja? Sering. Pulang telat karena menyelesaikan tugas. Itu juga wajib.
Sebentar lagi itu semua akan menjadi kata KE NA NGAN.
Sebentar lagi Ramadhan.
Tinggal menghitung hari kita akan sampai di Bulan Istimewa ini. Yap, bulan
kelahiranku. Duh siapa ya yang tanya? Kayaknya gak ada. Yaudah, gakpapa. Satu
setengah jam sebelum Adzan Shubuh akan ada yang membangunkanku. Siapa lagi
kalau bukan ibukku? Satu kali dibangunin memang belum mempan. Lalu akhirnya
sahur dengan mata terpejam, tangan masih memeluk guling, dan badan bersandar
pada dinding. Itu aku, aku banget, hehe.
Apalagi kalau alarm
berbunyi. Langsung aku bangun lalu mematikan alarm. Endingnya sama, tidur lagi.
Baru kalau menjelang menit terakhir sahur. Bangun, makan secepat mungkin. Kalau
libur puasa, bingung mau ngerjain apa. Paling mentok yaitu tiduran. Kalau tidak
ya nonton televisi. Melihat iklan sirup dengan dinginnya es yang begitu
menyegarkan. Haduh, memang menggoda iman.
Jadwal ajakan teman untuk
buka puasa bersama bakalan penuh. Tapi sampai saat ini belum ada yang ngajak
sahur bersama. Hadeh. Ajakan sering ditolak. Bukan karena sibuk, bukan. Karena
penghuni dompet semakin tipis saja. Siang hari memang haus-hausnya. Pelampiasan
minum es bakalan terjadi saat buka puasa. Apalagi saat es batu banyak tersedia
di meja. Rasanya semua es tersebut harus dimasukkan ke dalam gelasku. Harus.
Berhubung aku tidak boleh
minum es, diam-diam adalah solusinya. Lihat saja, beberapa jam setelah minum
es, badanku langsung panas dingin. Lalu aku lari ke kamar untuk berselimut.
Setelah itu, tindakan diam-diamku terbongkar seketika. Es batu jadi tidak ada
di meja, hukuman tiba.
Komentar
Posting Komentar