Langsung ke konten utama

ES!



Hari ini Hari Kamis. Ulangan Kenaikan Kelas beberapa hari lagi akan selesai. Dua minggu ulangan. Kami sudah biasa, haha. Tapi apakah mungkin tak ada tugas yang belum di selesaikan? Mungkinkah tak ada remidi sama sekali? *Tanyahati. Suatu saat kita akan rindu suasana itu. Muka bantal sambil belajar buku. Berlari-lari masuk ke kelas karena terlambat. Takut ketahuan guru jaga. Keluar ruangan dengan muka asam cuka. Lalu membahas soal yang buat pusing tujuh keliling. Tapi endingnya apa? Gak jadi belajar untuk mata pelajaran selanjutnya. Hahaha, emang keterlaluan.
Pulang jam dua belas adalah kesenangan tersendiri. Setelah lima bulan selalu pulang agak sorean. Apalagi kalau anak organisasi. Ada rapatlah, ada tugas, ada publikasi, konsultasi dengan guru pembimbing. Haaahh, nulisnya aja lelah. Ini yang paling lazim. Dikejar deadline karena terlalu santai dengan tugas. Kalau laporan numpuk? Salah siapa? Salah sendirilah.
Sering meninggalkan pelajaran karena upacara di luar sekolah? Lomba sana? Lomba sini? Itu udah sering, hehe. Ketinggalan materi? Itu bumbu wajib yang harus di coba. Ulangan susulan? Itu juga wajib dicoba. Pulang setelah Maghrib? Minta ditemenin kalau mau pulang? Itu yang namanya setia kawan. Dengar kasak kusuk di lab ada apalah, di parkiran ada apalah. Memohon ke guru agar diberi perpanjangan waktu untuk mengerjakan tugas? Itu akan jadi kenangan manis.
Berangkat pagi-pagi agar dapat mengcopy-paste jawaban temen. Juga karena lupa buat laporan, prosedur kerja? Sering. Pulang telat karena menyelesaikan tugas. Itu juga wajib. Sebentar lagi itu semua akan menjadi kata KE NA NGAN.
Sebentar lagi Ramadhan. Tinggal menghitung hari kita akan sampai di Bulan Istimewa ini. Yap, bulan kelahiranku. Duh siapa ya yang tanya? Kayaknya gak ada. Yaudah, gakpapa. Satu setengah jam sebelum Adzan Shubuh akan ada yang membangunkanku. Siapa lagi kalau bukan ibukku? Satu kali dibangunin memang belum mempan. Lalu akhirnya sahur dengan mata terpejam, tangan masih memeluk guling, dan badan bersandar pada dinding. Itu aku, aku banget, hehe.
Apalagi kalau alarm berbunyi. Langsung aku bangun lalu mematikan alarm. Endingnya sama, tidur lagi. Baru kalau menjelang menit terakhir sahur. Bangun, makan secepat mungkin. Kalau libur puasa, bingung mau ngerjain apa. Paling mentok yaitu tiduran. Kalau tidak ya nonton televisi. Melihat iklan sirup dengan dinginnya es yang begitu menyegarkan. Haduh, memang menggoda iman.
Jadwal ajakan teman untuk buka puasa bersama bakalan penuh. Tapi sampai saat ini belum ada yang ngajak sahur bersama. Hadeh. Ajakan sering ditolak. Bukan karena sibuk, bukan. Karena penghuni dompet semakin tipis saja. Siang hari memang haus-hausnya. Pelampiasan minum es bakalan terjadi saat buka puasa. Apalagi saat es batu banyak tersedia di meja. Rasanya semua es tersebut harus dimasukkan ke dalam gelasku. Harus.
Berhubung aku tidak boleh minum es, diam-diam adalah solusinya. Lihat saja, beberapa jam setelah minum es, badanku langsung panas dingin. Lalu aku lari ke kamar untuk berselimut. Setelah itu, tindakan diam-diamku terbongkar seketika. Es batu jadi tidak ada di meja, hukuman tiba.
Aku sering tak tahan melihat es yang berembun di kaca gelas. Semakin banyak embunnya lalu menetes ke dasar gelas. Beeehhhhhhh, itu godaan tersendiri bagiku. Begitu es ku minum, kerongkonganku terasa sejuk sekali. Tapi, sakit adalah konsekuensinya. Eh, ada es cincau lewat. Udah dulu ya....

Komentar